Hari Ayah Sedunia: Siapa sebenarnya yang harus dilindungi?

19 Juni 2023, 14:31 WIB
kasih sayang ayah /Hascaryo Pramudibyanto/GianyarBali.com

 

Gianyar.Bali.com - Hari ayah sedunia baru saja kita leweati, kemarin Minggu 18 Juni 2023. Tak ada yang menggelorakan ucapan buat mayoritas kepala keluarga ini. Mayoritas mendiamkan, entah karena jasa ayah memang tak ada apa-apanya dibandingkan hari ibu di Desember nanti. Yang ditekankan di hari ibu adalah masa lalu ibu yang berjuang melahirkan, mendidik, mengurus, dan sebagainya - yang seakan-akan ayah tak ada ikut campurnya.

Hari ibu hiruk pikuknya sampai menguasai jagad media sosial. Sementara ayah, sudah dianggap biasa. Mungkin di luar hari ibu, semuanya hari ayah. Nyatanya tidak juga. Andaikata kaum ayah bisa meneriakkan protes lantaran tidak diucapi selamat, maka sebetulnya wajar juga. Tapi yakinlah, tak bakalan digubri oleh siapa pun.

Apalagi jika niatnya biar diberi selamat, pasti dapatnya cuek semata. Inilah nasib ayah, nasib lelaki. Sebenarnya nasib ayah (baca: lelaki) tak lebih menderita daripada kaum hawa. Memang benar bahwa kaum ibu (perempuan) sedang terpuruk karena sikap intimidatif lelaki. Lebih singkatnya, ada istilah femisida terhadap perempuan.

fathers day GianyarBali.com

 

Femisida lebih menekankan pada unsur kekerasan terhadap perempuan, yang bahkan – maaf – bisa berujung pada kematian yang disebabkan oleh tindakan lelaki. Entah apa alasan dan motifnya, orang tetap menyalahkan sang pelaku. Lebih lagi jika pelakunya laki-laki. Makin geram bumi pertiwi ini.

Kembali pada hari ayah tadi, jadi sebenarnya adakah manfaat peringatan hari ayah sedunia itu? Saya kok biasa saja, tidak merasakan apa-apa. Mohon jangan lantas Anda membandingkan bahwa di tempat Anda ada yang spesial, diberi perlakuan istimewa. Itu kan baru personal, Anda saja yang mengalami.

Coba ayah lain yang ditanya, sepertinya mereka akan jujur terhadap sikap deskriminatif ini. Kalau pas hari ibu, perempuan minta diberi ucapan. Ketika hari ayah, sang ayah juga lupa untuk minta diberi ucapan, serta sang perempuan (ibu, red.) juga tidak ingat atau menganggap itu bukan hal penting.

kasih sayang ayah tak terhingga GianyarBali.com

 

Negara mana pun, lembaga apa pun, dan pihak di mana pun sepertinya akan membela kepentingan kaum perempuan karena alasan lemahnya posisi fisik, banyak ditindas, dan lebih sering mendapatkan perlakuan tak pantas. Tapi, pertanyaannya begini: apa benar semua tindak femisida disebabkan oleh laki-laki? Apakah kaum perempuan tak pernah ‘memberi umpan’ atau ‘memancing’ kaum lelaki untuk bertindak kriminal terhadap mereka? Mohon jujur saja, apakah kaum perempuan tak pernah sengaja menggoda kaum pria atau sengaja menjebak lawan jenisnya?

Jadi gampangnya begini, keberpihakan terhadap kaum perempuan yang sudah dirasa lebih dan berlebihan, ada baiknya mulai agak diratakan. Kaum pria juga butuh perlindungan sebab tak semua lelaki ‘kuat’ secara fisik dan psikis. Mereka juga punya kelemahan, mereka juga butuh dilindungi. Andai boleh teriak, kaum lelaki pun bisa menjerit.

Mohon diingat, tulisan ini bukanlah curhat atau meminta pembelaan dan pembenaran. Ini hanya sekadar ekspresi yang menunjukkan bahwa masih ada ketimpangan yang sebenarnya disadari memang butuh perbaikan. Semoga saja ke depannya kaum lelaki juga dikoordinir oleh kementerian atau lembaga penaung yang kredibel.***

Hascaryo Pramudibyanto

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka

Editor: Mijil Sunoto

Sumber: Hascaryo Pramudibyanto

Tags

Terkini

Terpopuler