Sholawat Wahidiyah Untuk Menjernihkan Hati dan Marifat Billah Wa Rosuul

- 11 September 2022, 15:35 WIB
Sholawat Wahidiyah Untuk Menjernihkan Hati dan Marifat Billah Wa Rosuul
Sholawat Wahidiyah Untuk Menjernihkan Hati dan Marifat Billah Wa Rosuul /

GianyarBali.com - Sholawat Wahidiyah adalah rangkaian doa sholawat yang dapat diamalkan oleh siapa saja, tidak pandang bulu, dengan tujuan pokok "Kembali kepada Alloh Wa Rosuulihii Sholalohu 'Alaihi Wasallam (Fafirruu Ilallohi Wa Rosuulihii Sholallohu 'Alaihi Wasallam) atau dengan istilah "Menjernihkan hati dan Ma'rifat Billah Wa Rosuul".

Untuk merealisir tujuan tersebut, Sholawat Wahidiyah melengkapinya dengan seperangkat unit ajaran yaitu: Lillah, Billah, Lir-Rosuul Birrosul, Yakti Kulla Dzii Haqqin Haqqoh, dengan prinsip Taqdiimul aham fal aham Tsummal anfa' Fal Anfa'.

Sholawat Wahidiyah Dan Ajaran Wahidiyah

Sholawat Wahidiyah dan ajarannya adalah suatu konsep yang lengkap dan tuntas tetapi simpel (sederhana), tidak bertele-tele, dan sangat sesuai dengan kehidupan masyarakat global yang menuntut praktis, efektif, dan efisien.

Sholawat Wahidiyah dan ajarannya kalau diamalkan akan menimbulkan daya dobrak yang prima dalam mengatasi kemanjaan nafsu insani yang mewarnai kehidupan manusia yang banyak mengalami depresi (kebingungan), stres, broken (berantakan), goncang gelisah, resah yang semakin santer melanda ke seluruh plosok planet bumi ini.

Lembaran Sholawat Wahidiyah

Lembaran Sholawat Wahidiyah
Lembaran Sholawat Wahidiyah

Sholawat Wahidiyah Termasuk Sholawat Ghoiru Ma'tsuroh

Sholawat Wahidiyah termasuk Sholawat Ghoiru Matsuroh yang memiliki daya pikir yang tinggi karena keindahan bahasa, kesempurnaan struktur, rengek-an, sanjungan, pujian dan penghormatan yang begitu romantis sehingga mampu melahirkan getar-getar jiwa. Pilihan kata begitu sempurna. Kata demi kata kalau terucap akan terasa memiliki pancar yang tajam menelusup ke kalbu dan menimbulkan syauq (rindu yang mendalam), mahabbah (cinta), dan dzauq (rasa sadar).

Prinsip tidak pandang bulu merupakan konsep global yang sesuai dengan tuntutan asasi manusia (hak asasi manusia) dalam kehidupan era globalisasi. Konsep ini merupakan pengejawantahan risalah Rosuulillah Sholallohu 'Alaihi Wasallam yang global pula.

Firman Allah SWT: "Dan AKU tidak mengutus kamu melainkan untuk merahmati seluruh alam" (QS. (21) Al-Asnbiyaa, 107)

Baca Juga: Mujahadah Kubro Wahidiyah Muharram 1444 H Gelombang Pertama Digelar Hari Ini di Jombang

Hakekat Sholawat Wahidiyah

Sholawat Wahidiyah dan ajarannya, hakekatnya adalah untuk merealisir dua warisan besar dari Rosuululloh Sholallohu 'Alaihi Wasallam, yaitu Al Qur'an dan Al Hadist. Semakin dalam mengkajinya akan semakin nyata bukti kebenarannya. Terutama kajian yang bersifat empirik (dibuktikan dengan pengamalan dan penerapan).

Sholawat Wahidiyah dan ajarannya mampu membuka tabir rahasia tashawwuf dan bahkan memadukan secara harmonis dengan syari'at. Di Dunia tashawwuf yang salama ini banyak kalangan yang takut dan ragu untuk membuka pintunya terutama di kalangan Muda, namun Wahidiyah membukanya dengan metodologi penghayatan tashawwuf secara sempurna terhadap semua perkembangan usia tanpa menimbulkan dampak negatif jiwani.

Penghayatan ajaran yang mendalam yang dibarengi dengan kontinyuitas pengamalan (mujahadah) akan dapat memberikan jawaban terhadap segala tantangan dunia. Secara otomatis akan lahir sifat-sifat sabar, ikhlas, ridlo, tawakkal, tawadlu', penuh adab (sopan santun) dan lain sebagainya. Dampak positifnya dalam kehidupan antara lain: tentram, bahagia, harmonis, penuh semangat, penuh rasa cinta kasih dan lain sebagainya.

Baca Juga: Ratusan Mahasiswa di Bandung sudah Mulai Terkena Virus HIV AIDS, Sholawat Wahidiyah Sebagai Obatnya

Pengamalan 40 Hari Sholawat Wahidiyah

Pengamalan 40 hari bagi yang akan memasuki dunia Wahidiyah adalah semacam maskawin bagi laki-laki yang mengawini wanita, bukan merupakan syarat yang paten. Tetatpi sejarah membuktikan. Tanpa mengamalkan 40 hari sebagai pembuka pintu, ternyata tidak mampu menghayati secara mendalam ajaran Wahidiyah. Paling hanya sebatas ilmiyah saja. Sedangkan tasawwuf tidak cukup hanya ilmiyah.

Rutinitas pengamalan yang juga lazim disebut Mujahadah, merupakan pemicu yang dapat memacu dalam menaiki tangga tashawwuf untuk menuju ke tingkat (maqom) yang semakin tinggi.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Sumber: Drs. Imam Machrus Affandi


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x