Tanduk Banteng Penggelitik Paloh

- 15 Juni 2023, 13:45 WIB
Kuat dan berani bertarung
Kuat dan berani bertarung /HascaryoPramudibyanto/pixabay

GIANYAR.BALI.com. Mendendamkah PDIP pada Nasdem? Hingga segitunya menggoda AHY untuk bersua dan menunjukkan keakraban yang benar-benar di luar dugaan. Coba saja perhatikan gesture tangan isteri AHY  dalam momen foto bersama dengan operator foto i Puan Maharani. Cara Annisa Pohan menggamit ujung tangan Puan, punya makna khusus.

Tapi itu urusan lain. Problem yang lebih penting adalah alasan pertemuan dua partai yang pernah beda arah beberapa tahun belakangan ini. Walaupun PDIP mengatakan itu adalah pertemuan biasa, namun publik masih belum puas dengan penjelasan itu. Kapan mereka saling memaafkan, bukankah AHY beberapa minggu lalu sempat menunjukkan momen betapa sedihnya dengan kondisi pemerinataahn saat ini, yang diawaki Jokowi selaku petugas partai PDIP.

Tak ada yang tahu dan publik sedang disuguhi episode baru berjudul: Menggoyang Paloh. Ya, memang koalisi perubahan yang digagas oleh Partai Nasdem besutan Surya Paloh sedang digelitik oleh koalisi lain. Dan yang nyata jelas melakukannya adalah kubu PDIP, walaupun – sekali lagi – ditangkis halus niatan itu.

foto bareng
foto bareng pixabay

Benteng perlindungan paling aman adalah pernyataan bahwa politik itu serba dinamis. Ada persepsi bahwa jika sudah mengatakan ‘dinamis’, maka hal apapun bisa saja terjadi. Tapi apa benar, bahwa sebegitu mudahnya PDIP melunakkan tanduk bantengnya kepada Demokrat? Bukankah semua ini dimaksudkan untuk memberi pelajaran kepada Nasdem agar berhati-hati jika akan memainkan peran sentral, di saat bersamaan ia sedang berada di bawah payung penguasa aktif?

Silaturahmi dua partai ini mengisyaratkan akan kembali tertatanya hubungan baik. Dan memang sebaiknya demikian, walaupun masing-masing pernah menyatakan dirinya sebagai ‘orang luar’ di saat salah satunya berkuasa. Akan tetapi bola salju yang menggelinding dan semakin besar pun akhirnya akan terhenti jika sudah menemukan penangkis.

Jadi, tak perlu lagi saling sindir, saling serang, dan saling mencurigai. Akan ada sesal yang susah dilupakan jika semuanya terlanjur diucapkan. Terasa aneh memang jika dua seteru tiba-tiba saling merangkul dan menyayangi, sementara koalisi yang sudah dibangun oleh Nasdem ditinggalkan begitu saja walaupun ada naskah perjanjian yang sudah disepakati.

Tapi, namanya juga manusia, tiap saat bisa berubah dengan atau tanpa penyebab. Yang awalnya akur rukun, bisa tiba-tiba ditelikung oleh salah satunya. Yang tadinya saling jujur, akhirnya aibnya diumbar ke mana-mana. Jadi, kira-kira Nasdem akan tetap kokoh dengan koalisi perubahannya – walaupun digelitiki oleh ujung tanduknya si banteng, atau akan mengubah strategi, kita tunggu saja.

Hascaryo Pramudibyanto

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka

Editor: Mijil Sunoto

Sumber: Hascaryo Pramudibyanto


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x