Inilah 7 Syarat Wajib dan 4 Syarat Sah Puasa, Seorang Mushoim Umat Islam Harus Tahu, Simak Penjelasannya

- 18 Maret 2023, 19:07 WIB
Ilustrasi Inilah 7 Syarat Wajib dan 4 Syarat Sah Puasa, Seorang Mushoim Umat Islam Harus Tahu, Simak Penjelasannya
Ilustrasi Inilah 7 Syarat Wajib dan 4 Syarat Sah Puasa, Seorang Mushoim Umat Islam Harus Tahu, Simak Penjelasannya /Dinda Indah Puspa/Naim Benjelloun/Pexels

GianyarBali.com - Dalam menjalankan Ibadah Puasa tidak lepas dari syarat baik Syarat wajib maupun syarat sah puasa, termasuk puasa Ramadhan.

Mengutip buku Marhaban Yaa Ramadlan Zainuddin Tamsir Pes. Attahdziby, Madiun, bahwa Syarat Sah Puasa ada empat, tapi sebelumnya kita ketahui bahwa syarat wajib puasa termasuk puasa ramadhan sebagaimana berikut di bawah ini.

Syarat-Syarat Berpuasa

Dalam Islam, syarat puasa terbagi menjadi syarat wajib dan syarat sah, berikut ini adalah penjelasannya.

Baca Juga: Inilah Pengertian Puasa Ramadhan Nu Online, Dilengkapi dengan Dalil Kewajiban Berpuasa Ramadhan

Syarat wajib

Maksud dari syarat wajib puasa adalah beberapa hal yang membuat orang wajib melaksanakan puasa. Apabila salah satunya tidak terpenuhi, maka puasa seperti puasa Ramadhan tidak menjadi wajib untuk dirinya. Dalam kitab fikih, berikut adalah syarat wajib yang disepakati oleh ulama:

1. Beragama Islam

Syarat yang pertama adalah beragama Islam. Oleh karenanya, mereka yang tidak mengimani Islam tidak berkewajiban untuk menjalankan puasa.

2. Baligh

Selanjutnya, syarat wajib puasa adalah untuk mereka yang sudah berusia baligh. Anak-anak kecil tidak berkewajiban untuk menjalankan puasa-puasa wajib, akan tetapi, orang tuanya wajib melatihnya untuk menjalankan puasa sejak umur tujuh tahun.

Baca Juga: Simak Pengertian Puasa Ramadhan Untuk Anak Tk dan Juga Dasar Perintah Berpuasa Ramadhan

3. Berakal

Selain baligh, syarat selanjutnya adalah berakal. Maksudnya adalah hanya orang yang berakal saja yang wajib melaksanakan puasa. Menurut kesepakatan ulama, orang gila termasuk orang yang tidak berakal, sehingga ia tidak diwajibkan untuk berpuasa.

4. Sehat

Berikutnya, orang yang sakit tidak memiliki kewajiban untuk melaksanakan puasa wajib seperti Ramadhan. Namun, ia harus menggantinya di hari lain. hal ini sesuai firman Allah dalam surah Al Baqarah ayat 185,

وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ

Artinya: "...Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain..."

5. Mampu

Selanjutnya, syarat puasa adalah mampu. Maksudnya adalah wajib bagi mereka yang melakukannya. Bagi mereka yang sudah lemah secara fisik karena usia atau tidak memungkinkan puasa, maka mereka tidak wajib melaksanakan puasa. Ini juga sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 184,

وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ

Artinya: "...Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin..."

6. Tidak sedang dalam perjalanan

Hal ini juga didasarkan pada ayat 185 di atas. Namun, menurut pendapat ulama, tidak semua jenis perjalanan membolehkan seseorang tidak berpuasa. Perjalanan yang dimaksud ada syarat-syaratnya.

7. Suci dan Haid dan Nifas

Wanita yang sedang haid atau nifas, menurut kesepakatan ulama tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Dasarnya adalah berdasarkan hadis yang diriwayatkan Aisyah bahwa:

"Kami (wanita yang haid atau nifas) diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat."

Syarat Sah Puasa

Yang dimaksud dengan syarat sah puasa, adalah seseorang dinilai sah puasanya, apabila memenuhi syarat-syaratnya. Dalam buku Marhaban Yaa Ramadlan Zainuddin Tamsir Pes. Attahdziby, Madiun, syarat sahnya puasa adalah:

1. Islam; Orang kafir dan murtad tidak sah puasanya. Namun orang murtad tetap diwajibkan mengqodlo puasanya setelah kembali masuk islam lagi.

2. Tamyiz (mengerti, normal akal pikirannya). Orang gila dan kanak-kanak yang belum mumayyiz tidak sah puasanya. Tetapi bagi kanak-kanak setelah mumayyiz dan belum baligh supaya dilatih berpuasa.

Baca Juga: Simak Penjelasan Singkat tapi Padat Pengertian Puasa Ramadhan Menurut Bahasa Dan Istilah

3. Suci dari darah haidl (datang bulan) dan nifas (darah yang keluar setelah melahirkan). Orang yang haidl atau nifas tidak sah puasanya, tetapi keduanya diwajibkan mengqodlo yang tertinggal itu.

“Dari Aiyah Ra. Beliau berkata: “Kami (kaum wanita) disuruh oleh Rasulullah Shollallahu 'alaihi Wasallam, mengqodlo puasa dan tidak disuruhnya mengqodlo sholat (yang ditinggalkan sewaktu datang bulan/haidl) ”. (H.R. Bukhori).

4. Dalam waktu yang diperbolehkan berpuasa.

Adapun waktu yang dilarang berpuasa yaitu dua hari Raya (Idil fifri dan Idil adha) dan tiga hari Tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah).

Diriwayatkan:

“Dari Anas ra, : “Bahwasannya beliau Nabi Shollallahu 'alaihi Wasallam telah melarang berpuasa pada lima hari dalam setahun: hari raya Idil Fitri, hari raya Idil Adha, tiga hari Tasyriq (Tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah). (H.R. Daruquthni).

Itulah penjelasan mengenai syarat wajib dan Syarat sah puasa yang dapat diketahui.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x