Perjuangan Nabi Ibrahim 'Napak Tilas Nabi Ibrahim AS' dalam Khutbah Idul Adha Singkat Padat dan Mengharukan

- 26 Juni 2023, 08:05 WIB
Perjuangan Nabi Ibrahim Napak Tilas Nabi Ibrahim AS dalam Khutbah Idul Adha Singkat Padat dan Mengharukan
Perjuangan Nabi Ibrahim Napak Tilas Nabi Ibrahim AS dalam Khutbah Idul Adha Singkat Padat dan Mengharukan /pixabay/suhailsuri

GianyarBali.com - Hari Raya Idul Adha salah satu waktu istimewa, sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim AS, banyak sekali perjuangannya.

Mari dalam khutbah Idul Adha ini juga bisa dijadikan sebagai khutbah Idul Adha besok waktu sholat Id Hari Raya Idul Adha 1444 H.

Khutbah Idul Adha singkat Bahasa Indonesia ini dengan mengusung Napak Tilas perjuangan Nabi Ibrahim AS dalam Bahasa Indonesia.

Dalam Khutbah Idul Adha singkat pada dan mengharukan ini menjelaskan bagaimana peristiwa dalam kehidupan Nabi Ibrahim diabadikan dalam ibadah Haji dan Kurban.

Khutbah Idul Adha singkat sesuai sunnah ini ditulis oleh H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung, semoga apa yang telah dibuatnya menjadikan amal yang baik dan bisa dirasakan manfaat Khutbah Idul Adha ini bagi yang membaca maupun yang mendengarkannnya.

Naskah Khutbah Idul Adha bisa juga dijadikan waktu Khutbah Idul Adha 2023 tahun ini, dilansir dari khutbahsingkat.com, inilah teks atau naskah Khutbah Idul Adha singkat padat dan mengharukan Bahasa Indonesia.

Baca Juga: Kesiapan Lahir dan Batin Sangat Menentukan Jamaah Sholat Id, Inilah Khutbah Idul Adha Terbaru Bahasa Indonesia

Naskah Khutbah Pertama Idul Adha Singkat Padat

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ،

أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُ

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Idul Adha yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia pada setiap bulan Dzulhijjah, merupakan hari raya yang sangat identik dengan dua ibadah, yakni haji dan kurban.

Pada kesempatan khutbah kali ini, mari kita menapak tilas dan menelusuri kembali, kisah perjalanan dan perjuangan hidup yang dialami oleh kakek moyang Nabi Muhammad saw, yang berkaitan erat dengan ibadah haji dan kurban.

Dengan mengenang kembali perjuangan Nabi Ibrahim, diharapkan kita mampu mengambil ibrah, hikmah, dan nilai-nilai spiritual sebagai modal dalam menjalani kehidupan ini.

Baca Juga: Contoh Naskah Khutbah Idul Adha 2023 NU Online Terbaru Bisa Anda Download Shalat Id, Kurban, dan Haji

Kaum mulsimin dan muslimat rahimakumullah,

Kita awali kisah perjalanan dan perjuangan keluarga Nabi Ibrahim dan istrinya bernama Siti Hajar, dari saat Allah menganugerahi mereka seorang putra yang sudah diidam-idamkan sejak lama.

Kelahiran putra yang diberi nama Ismail ini diiringi dengan perintah dan cobaan dari Allah swt. Allah menempatkan Siti Hajar dan Ismail di daerah lembah yang tandus dan gersang. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 37:

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Saat tinggal di lembah itu, suatu hari Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui Ismail. Ia pun mencari air ke sana-kemari, sambil berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali.

Peristiwa inilah yang kemudian diabadikan, menjadi salah satu rukun haji, yakni Sa’i atau berlari-lari kecil antara kedua bukit tersebut.

Di tengah kesusahan itu, Allah menurunkan pertolongan melalui mata air yang muncul dari tanah, tepat di bawah kaki Ismail, yang saat itu sedang menangis kehausan.

Di tempat inilah keluar air penuh berkah, yang sampai saat ini bisa terus dinikmati oleh umat Islam seluruh dunia, bernama air zamzam.

Cobaan keluarga Nabi Ibrahim tidak berhenti sampai di situ. Nabi berjuluk “Khalilullah” (kekasih Allah) ini mendapatkan perintah dari Allah swt melalui mimpi, untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail. Perintah ini juga menjadi sebuah ujian keimanan dan ketakwaan Nabi Ibrahim kepada Allah.

Baca Juga: Download Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa PDF singkat cukup 5 Menit, Lengkap Khutbah Awal dan Kedua

Karena sebelumnya, ia pernah mengeluarkan janji bahwa, jika Allah menghendaki Ismail untuk dikurbankan, maka ia akan melakukannya. Perintah itu pun akhirnya benar-benar datang kepadanya.

Awalnya, ketika bermimpi diperintahkan untuk menyembelih Ismail, Ibrahim merasa ragu. Ia pun melakukan perenungan dan berfikir-fikir apakah ini benar-benar perintah Allah. Peristiwa inilah kemudian diabadikan dengan nama Tarwiyah, yakni hari perenungan, dimana kita disunnahkan berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah.

Setelah perenungan ini, kemudian hilanglah keragu-raguan itu. Karena Nabi Ibrahim kembali bermimpi, untuk menyembelih Ismail. Dan akhirnya, Ibrahim tahu bahwa perintah itu benar-benar dari Allah swt.

Peristiwa inilah yang kemudian diabadikan dengan nama hari Arafah, yang berarti ‘mengetahui’, dimana kita juga disunahkan berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Jamaah Shalat Idul Adha rahimakumullah,

Setelah Nabi Ibrahim tahu dan yakin perintah itu datang dari Allah, maka ia pun menyampaikan, dan berdiskusi dengan Ismail. Dialog bersejarah antara Ayah dan anak ini pun diabadikan dalam Al-Qur’an surat As-Shaffat ayat 102.

Ketika Ibrahim, Ismail dan Siti Hajar hendak melaksanakan perintah Allah dengan penuh keyakinan, tiba-tiba setan membujuk mereka agar tidak melaksanakan perintah Allah.

Namun, keyakinan mereka tidak goyah sedikit pun. Untuk mengusir setan yang mengganggu, Nabi Ibrahim kemudian melemparinya dengan batu. Peristiwa ini lalu diabadikan dalam ritual ibadah haji, yakni melempar jumrah.

Ketika detik-detik Ibrahim akan menyembelih Ismail, tiba-tiba Allah swt berfirman dan memerintahkan Ibrahim berhenti tidak menyembelih Ismail. Firman ini ada dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 107-110:

وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖ سَلٰمٌ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ. كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya: “Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar. Kami mengabadikan untuknya (pujian) pada orang-orang yang datang kemudian, ‘Salam sejahtera atas Ibrahim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan’.”

Atas peristiwa ini Malaikat Jibril yang membawakan hewan untuk disembelih sebagai pengganti Ismail pun berseru “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.” Takbir ini disambut Ibrahim dengan “Lailaha illahu Allahu Akbar” yang kemudian disambung oleh Ismail “Allahu Akbar Walillahil Hamdu’. Dari peristiwa inilah, umat Islam kemudian disyariatkan untuk menyembelih hewan kurban di hari raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah.

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Dari peristiwa bersejarah keluarga Nabi Ibrahim ini, kita bisa banyak mengambil hikmah dan keteladanan. Mulai dari keteladanan perjuangan hidup, sampai dengan keteguhan iman dan takwa dalam menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah.

Demikian khutbah Idul Adha, semoga bisa menambah pengetahuan kita, sekaligus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Dan semoga Allah swt senantiasa menurunkan hidayah dan rezekinya kepada kita, sehingga kita bisa menjalankan tugas ibadah, khususnya mampu untuk melakukan ibadah haji dan berkurban. Amin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Idul Adha Ke-Dua

اَللهُ أَكْبَرْ (3×) اَللهُ أَكْبَرْ (4×) اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيرًا وَاْلحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً، لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

عباد الله:إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونفَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر

Semoga Teks khutbah ini berjudul “Napak Tilas Nabi Ibrahim” yang singkat padat dan mengharukan dengan Bahasa Indonesia bermanfaat.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x