Baca Juga: Mujahadah Kubro Wahidiyah Muharram 1444 H Gelombang Pertama Digelar Hari Ini di Jombang
Hakekat Sholawat Wahidiyah
Sholawat Wahidiyah dan ajarannya, hakekatnya adalah untuk merealisir dua warisan besar dari Rosuululloh Sholallohu 'Alaihi Wasallam, yaitu Al Qur'an dan Al Hadist. Semakin dalam mengkajinya akan semakin nyata bukti kebenarannya. Terutama kajian yang bersifat empirik (dibuktikan dengan pengamalan dan penerapan).
Sholawat Wahidiyah dan ajarannya mampu membuka tabir rahasia tashawwuf dan bahkan memadukan secara harmonis dengan syari'at. Di Dunia tashawwuf yang salama ini banyak kalangan yang takut dan ragu untuk membuka pintunya terutama di kalangan Muda, namun Wahidiyah membukanya dengan metodologi penghayatan tashawwuf secara sempurna terhadap semua perkembangan usia tanpa menimbulkan dampak negatif jiwani.
Penghayatan ajaran yang mendalam yang dibarengi dengan kontinyuitas pengamalan (mujahadah) akan dapat memberikan jawaban terhadap segala tantangan dunia. Secara otomatis akan lahir sifat-sifat sabar, ikhlas, ridlo, tawakkal, tawadlu', penuh adab (sopan santun) dan lain sebagainya. Dampak positifnya dalam kehidupan antara lain: tentram, bahagia, harmonis, penuh semangat, penuh rasa cinta kasih dan lain sebagainya.
Baca Juga: Ratusan Mahasiswa di Bandung sudah Mulai Terkena Virus HIV AIDS, Sholawat Wahidiyah Sebagai Obatnya
Pengamalan 40 Hari Sholawat Wahidiyah
Pengamalan 40 hari bagi yang akan memasuki dunia Wahidiyah adalah semacam maskawin bagi laki-laki yang mengawini wanita, bukan merupakan syarat yang paten. Tetatpi sejarah membuktikan. Tanpa mengamalkan 40 hari sebagai pembuka pintu, ternyata tidak mampu menghayati secara mendalam ajaran Wahidiyah. Paling hanya sebatas ilmiyah saja. Sedangkan tasawwuf tidak cukup hanya ilmiyah.
Rutinitas pengamalan yang juga lazim disebut Mujahadah, merupakan pemicu yang dapat memacu dalam menaiki tangga tashawwuf untuk menuju ke tingkat (maqom) yang semakin tinggi.***