Biografi Singkat Romo KH Moh Ruhan Sanusi, Pejuang Kesadaran Kepada Allah Wa Rosulihii SAW

- 25 Januari 2023, 19:00 WIB
Biografi Singkat Romo KH Moh Ruhan Sanusi, Pejuang Kesadaran Kepada Allah Wa Rosulihii SAW
Biografi Singkat Romo KH Moh Ruhan Sanusi, Pejuang Kesadaran Kepada Allah Wa Rosulihii SAW /DPP PSW/

Pendidikan

Pendidikan yang sudah dilalui oleh Beliau KH Moh. Ruhan Sanusi yaitu : Nyantri di Pondook Tebuireng pada tahun 1946-1952, SMA Negeri Madiun lulus tahun 1955, Pendidikan BI Ilmu Kimia pada tahun 1957.

Baca Juga: Bacalah Amalan Doa Agar Diberi Keturunan Anak Laki-Laki, Berikut Deretan Cara yang Sederhana, Yuk Simak

Pengamalan Organisasi

  • Sekretaris Pondok Teuireng, merangkap Ketua Himpunan Pandu Muslimin Indonesia (HIPMI) Sektor Tebuireng tahun 1950 - 1952
  • Guru Imu Kimia di SMA Santa Maria Surabaya tahun 1957 - 1958
  • Manager NV. Pancaratna Cabang Medan pada tahun 1959 - 1963

Kepengurusan Penyiar Sholawat Wahidiyah

1. Ketua Penyiar Sholawat Wahidiyah Pusat pada tahun 1985 - 1996
2. Ketua Umum dari tahun 1996 sampai sekarang 2019 (23 Tahun)

Biografi Singkat Romo KH Moh. Ruhan Sanusi

KH Moh Ruhan Sanusi pada awal tahun 1963 di Medan, Beliau mengalami kegelisahan hati, antara lain : tidak tenang melihat mengapa NU dan Muhammadiyah yang saling menfitnah di dalam ceramahnya, kemudian membaca buku Al-Munqidh Minad-Dholal (Pembebas dari Kesesatan) dan Ayyuhal Waalad (Wahai Anak) keduanya karangan Imam Ghozali terjemah bahsa Indonesia oleh Budayawan Muslim, Ridwan Saidi.

Baca Juga: Doa Agar Melahirkan Lancar Dan Normal, Yuk Simak dan Amalkan Para Ibu Hamil, Ayah Jangan Lupa

Setelah membaca buku Al-Munqidh Minad-Dholal (Pembebas dari Kesesatan) dan Ayyuhal Waalad (Wahai Anak), dalam hati terusik ingin menemukan Ulama' yang bisa menentramkan hati.

Akhirnya memutuskan untuk pulang ke kediri dan tanggung jawab NV PANCARATNA di Medan, diserahkan kepada Sdr. Mahsun Safat (adik KH Moh. Ruhan Sanusi) tetapi masih di bawah tanggung jawab KH Moh. Ruhan Sanusi, kepada Direktur NV. PANCARATNA di Jakarta, diberitahukan lewat telepon dan surat.

Setelah di Jakarta, Beliau KH Moh. Ruhan Sanusi diajak saudara Fauzi (Teman dari Tebuireng) silaturrahmi ke Kyai Al-Falah, Bogor mohon petunjuk tentang ketidaktenangan hati. Beliau Kyai Al-Falah, Bogor menjawab : "Segera saja nak".

Dalam perjalanan pulang ke Kediri, singgah di Madiun dan diantar Kyai Haji Harun Rosyid Ketua Pengadilan Negeri Madiun, silaturahmi ke Mbah Qodir, Tokok Ulama Sepuh Ponorogo, dan petunjuknya "Supaa Lekas pulang ke Kediri".

Ketika di Tulungagung bertemu mbah KH. Mudir (Gus Mundir, terkenal Wali Alloh) dan diajak silaturrahmi kepada KH Abdul Madjid (waktu itu panggilannya masih Gus Majid), Kedunglo Kediri dan disuruh membaca Sholawat "Sholawat Ala Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wasallam" sebanyak-banyaknya di maqam (Kubur) Mbah KH. Ma'roef. Al Hamdulillah, sesudah itu hati KH Moh. Ruhan Sanusi tenang dan memutuskan mondok di Kedunglo Kediri, muali bulan Romadlon tahun 1963.

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah