Bahaya Konsumsi Produk Kental Manis Untuk Anak

- 1 Februari 2023, 07:31 WIB
Ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) DPC Kota Tangerang Selatan, Ari Retno, saat memberikan paparan kepada para pelajar PKBM Maleo
Ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) DPC Kota Tangerang Selatan, Ari Retno, saat memberikan paparan kepada para pelajar PKBM Maleo /Sabila Reformasita Arianti/

GianyarBali.com – Berada tak jauh dari ibukota, Tangerang selatan masih dihadapkan pada ancaman gizi buruk. Tak hanya resiko gizi buruk dan stunting pada anak-anak, namun remaja dan dewasa pun rentan mengalami kekurangan gizi.

Salah satunya penyebabnya adalah minimnya edukasi dan kesadaran masyarakat akan asupan makanan bergizi.

Hal itu terungkap dalam Edukasi Gizi yang diselenggarakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Maleo bersama Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) DPC Tangerang Selatan dan Komunitas Generasi Literate.

Kegiatan diikuti oleh seluruh siswa PKBM Maleo yang berada di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), yang Sebagian besar merupakan siswa dari keluarga prasejahtera.

Ketua Persagi DPC Tangerang Selatan, Ari Retno, yang hadir sebagai narasumber menyampaikan hal-hal mendasar mengenai gizi keluarga yang harus dipahami oleh masyarakat. “Saat ini masyarakat di wilayah Tangerang Selatan perlu di edukasi secara terus-menerus. Kita bekerjasama dengan berbagai sektor, seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Puskesmas, hingga Posyandu untuk memberikan edukasi dan penyuluhan terkait gizi.

Baca Juga: Khofifah Indar Parawansa: Atasi Stunting, Perlu Edukasi Gizi Secara Masif

Ari mengakui tingkat kesadaran masyarakat sangat rendah. Masyarakat juga terlihat tidak peduli akan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh keluarga. Salah satunya adalah kebiasaan pemberian kental manis untuk minuman susu anak. “Kita perlu menginformasikan ke masyarakat bahwa susu kental manis itu lebih banyak gulanya, kandungannya mencapai 50 persen,” jelas Ari.

Nuke Patrianegara, pegiat literasi dari komunitas Generasi Literate pada kesempatan itu menyayangkan betapa rendah dan tidak meratanya literasi masyarakat, terutama mengenai gizi. “Masih belum menjadi kebiasaan di masyarakat kita untuk memperhatikan kandungan gizi suatu produk sebelum mengkonsumsinya. Masyarakat masih lebih mudah termakan pesan-pesan yang beredar melalui sosial media ataupun iklan. Jadi tidak heran bila hingga saat ini masih banyak balita mengkonsumsi kental manis sebagai minuman susu. Karena pengaruh diiklankan sebagai minuman susu selama puluhan tahun telah mempengaruhi persepsi orang tuanya. Karena itu edukasi dan literasi gizi harus terus digencarkan, dengan meyasar seluruh lapisan masyarakat,” pungkas Nuke.

Baca Juga: Melalui Edukasi Serta Literasi Gizi Perangi Konsumsi Makanan Dan Minuman Manis

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Sumber: Sabila Reformasita Arianti


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah