Subak Sebagai Warisan Dunia: Cerminan Langsung Filosofi Agama Hindu Tri Hita Karana (Tiga Penyebab Kebaikan)

- 16 Juni 2023, 09:07 WIB
Subak Sebagai Warisan Dunia Cerminan Langsung Filosofi Agama Hindu Tri Hita Karana (tiga penyebab kebaikan)
Subak Sebagai Warisan Dunia Cerminan Langsung Filosofi Agama Hindu Tri Hita Karana (tiga penyebab kebaikan) /jernih/

GianyarBali.com - Siapa orang yang gak kenal dengan subak? apalagi masyarakat Gianyar Bali, bahwa subak adalah kata yang berasal dari bahasa Bali. Kata tersebut pertama kali muncul dalam prasasti Pandak Bandung yang berangka tahun 1072 M.

Kata subak mengacu kepada sebuah lembaga sosial dan keagamaan yang unik, mempunyai pengaturan tersendiri, asosiasi-asosiasi demokratis dari petani dalam mengatur penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.

Subak bagi masayarakat Bali bukan hanya sekedar sistem irigasi, melainkan juga merupakan filosofi kehidupan bagi rakyat Bali itu sendiri dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id.

Dalam pandangan masyarakat Bali, Subak adalah cerminan langsung dari filosofi dalam agama Hindu Tri Hita Karana (tiga penyebab kebaikan), yang mempromosikan hubungan yang harmonis antara individu dengan alam semangat (parahyangan), dunia manusia (pawongan), dan alam (palemahan).

Baca Juga: Rahasia Kelezatan Nasi Tepeng Gianyar Bali: Sentuhan Tradisional yang Memikat Lidah

Sebagai suatu sistem pengaturan hidup bersama, Subak mampu bertahan selama satu abad lebih karena masyarakatnya setia kepada tradisi leluhur. Pembagian air dilakukan secara adil, segala masalah dibicarakan bersama, bahkan sampai penetapan waktu tanam dan jenis padinya.

Sanksi terhadap segala bentuk pelanggaran akan ditentukan sendiri oleh warga melalui upacara yang dilakukan di pura. Harmonisasi kehidupan inilah yang menjadi kunci lestarinya budaya Subak.

Organisasi pendidikan, Ilmu pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) akhirnya mengakui Subak di Bali sebagai Warisan Budaya dunia. Pengakuan tersebut terwujud setelah perjuangan pemerintah Indonesia selama 12 tahun.

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x