Network
GianyarBali.com - Tak bisa terbayangkan jika Allah SWT kelelahan gara-gara umat-Nya selalu minta segala sesuatu melalui doa-doanya. Tak bisa dibayangkan jika Allah SWT murka lantaran umat-Nya butuh Dia ketika terdesak saja. Pas rezekinya longgar, umat manusia lari dan meninggalkan Sang Pencipta.
Lari, melupakan, dan tak lagi berkasih sayang dengan Allah SWT, sudah jadi garis kita sebagai umat yang mudah sekali dilupakan segala sesuatunya.
Yang lebih mengerikan lagi, tak pernah beribadah dengan cara baik, memohon hanya sesekali, dan masih melakukan hakl-hal maksiat, tapi permintaannya banyak rupa. Ya wajar saja, jika Ia masih menunda keinginan yang disampaikan.
Bahkan, tak jarang pula Ia justru memberi ujian dan cobaan yang makin memberatkan beban hidup. Akhirnya bisa ditebak, seseorang akan berputus asa dan menyangka Allah SWT telah berlaku tak adil pada dirinya.
Masih beruntung jika Allah swt tidak membalas dugaan itu dengan cobaan lain. Meski kita tahu bahwa Allah SWT akan memperlakukan umat-Nya sesuai dengan prasangka orang kepada-Nya. Baik banget ya.
Ya pasti baik, coba saja dipikir lagi apa yang terjadi jika dalam keseharian kita, Allah swt memberikan ujian dan cobaan. Bertubi-tubi, walaupun sebenarnya kita mampu mengatasinya. Kita paham cara mengatasi, tetapi karena kita kelelahan, akhirnya terpuruk dan berhenti memohon bantuan dan ampunan-Nya.
Baca Juga: Opini: Menafikan Janji Suci Partai Impian, Kita Doakan Pemilu 2024 Banyak Keberkahan Disegala Bidang
Tentang permohonan, yang utama disampaikan oleh kita adalah tentang kualitas iman, Islam, istiqamah, keselamatan, rezeki, keturunan yang berkualitas, dan berharap bisa gabung di surga. Permintaan terakhir inilah yang berat untuk mendapatkannya. Syaratnya susah, tapi yang ingin ke situ banyak. Bahkan semua juga ingin ke sana.
Berapa pun amalan yang sudah dilakukan, dikumpulkan, ditunjukkan, atau bahkan dipamerkan, sudah dihitung detail olehNya. Dan semua minta ganjaran berupa surga. Betapa pusingnya Allah swt jika semua minta surga. Tapi kenyataannya tidak demikian. Menghitung dan mencatat amalan manusia, sudah ditugaskan kepada ajudanNya.
