Berikut Musibah yang Menimpa Umat Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wasallam, Setelah Ditinggal Bulan Ramadhan

10 Maret 2023, 19:34 WIB
Ilustrasi Berikut Musibah yang Menimpa Umat Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wasallam, Setelah Ditinggal Bulan Ramadhan /pixabay/Muhammadun

GianyarBali.com - Sebentar lagi umat Islam akan melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi. Bulan yang penuh dengan berkah, ampunan dan sebagainya diberikan kepada umat Islam pada bulan ramadhan. Pastinya harus disiapkan baik lahir maupun batin, jangan sampai ditinggalkan bulan Ramadhan tidak dapat apa-apa.

Bahkan di dalam salah satu hadist nabi yang diriwayatkan oleh sahabat Jabir RA tentang Musibah yang menimpa umat Islam setelah ditinggalkan bulan Ramadhan, musibah seperti apa yang akan terjadi, simak penjelasannya sebagaimana di bawah ini:

Dilansir GianyarBali.com dari kitab Durrotun Nasihin Fi Al Wa'di Wa Al Irsyadi halaman 11 bahwa dalam sebuah hadis nabi bersabda:

إذَا كَانَ اَخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ بَكَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلاَرْضُ وَالْمَلاَئِكَةُ مُصِيْبَةً لِاُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم قِيْلَ : يا رسول الله اَيُّ مُصِيْبَةٍ هى ؟ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ذَهَابُ رَمَضَانَ فانَّ الدَّعْوَاتِ فِيْهِ مُسْتَجَابَةٌ وَالصَّدَاقَةَ مَقْبُوْلَةٌ وَالْحَسَنَاتِ مُضَاعَفَةٌ، وَاْلعَذَابَ مَدْفُوْعٌ .

Artinya: "Pada malam terakhir bulan Romadhan, langit bumi dan para malaikat menangis (berduka cita) karena adanya musibah yang menimpa ummat Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wasallam. Ada sahabat bertanya: “Musibah apa Yaa Rasulullah? Jawab beliau: musibah yang berupa perginya bulan Romadlon, karena pada bulan itu semua do’a terkabulkan, sedekah-sedekah diterima, semua amal kebajikan dilipat gandakan pahalanya dan adzab (siksa) dihindarkan” (dari Jabir).

Baca Juga: 6 Keistimewaan Amalan yang Dilakukan di Bulan Ramadhan dengan didasari Lillah-Billah, dan Lir-Rosul-Bir-Rosul

Para sahabat dan orang-orang yang shalih sungguh merasa sedih dan menangis bila ditinggalkan bulan ramadhan, hal ini paling tidak disebabkan 2 alasan, yaitu:

Pertama, Kesadaran mereka bahwa dengan perginya bulan ramadhan, pergi pula berbagai keutamaan yang ada di dalamnya.

Bulan Ramadhan bulan yang paling berkah, yang mana pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup? Bukankah hanya di bulan suci ini syetan dibelenggu? Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ (رواه أحمد)

Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta para syetan dibelenggu... (HR. Ahmad)

Baca Juga: Pengertian Bulan Ramadhan dan Keistimewaannya Baik dalam Al Qur'an dan Hadist Nabi Muhammad SAW

Di bulan Ramadhan amal sunnah diganjar pahala amal wajib, seluruh pahala kebajikan dilipatgandakan hingga tiada batasan? Semua keutamaan itu takkan bisa ditemui lagi jika bulan ramadhan telah pergi. Ia hanya akan datang pada bulan ramadhan setahun lagi. Padahal tiada yang dapat memastikan apakah seseorang masih hidup dan sehat pada bulan ramadhan yang akan datang. Inilah alasan mengapa para sahabat dan orang-orang shalih bersedih, bahkan menangis mendapati ramadhan akan pergi.

Kedua, adanya peringatan dari Rasulullah SAW bahwa semestinya bulan ramadhan menjadikan seseorang diampuni dosanya. Jika seseorang sudah mendapati bulan ramadhan, maka ia sebulan bersama dengan peluang besar yang penuh keutamaan, namun jika ia masih saja belum mendapatkan ampunan, maka ia benar-benar menjadi orang yang sangat rugi, bahkan celaka. Rasulullah SAW bersabda:

بَعُدَ مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

Celakalah seseorang yang memasuki bulan ramadhan namun dia tidak diampuni (HR. Hakim dan Thabrani)

Baca Juga: Berikut Persiapan dan yang Bisa dilakukan untuk Menyambut Bulan Suci Ramadhan 2023 Sesuai Sunnah Nabi SAW

Para sahabat dan orang-orang shalih merasa bahwa diri mereka tidak bisa menjamin akan mendapatkan ampunan itu, sementara jika mereka tidak dapat ampunan, mereka tentu akan celaka. Inilah yang kemudian menyentuh rasa khauf para sahabat dan orang-orang yang shalih. Mereka takut menjadi orang yang celaka karena tidak mendapatkan ampunan, sementara bulan ramadhan akan segera pergi. Mereka pun menangis, meluapkan ketakutannya kepada Allah seraya bermunajat agar amal-amalnya diterima, mereka selalu melantunkan do’a

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَمَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتِلَاوَتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Wahai Tuhan kami... terimalah puasa kami, shalat kami, ruku' kami, sujud kami dan tilawah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Dengan ini kita menyadari bahwa perginya bulan suci Romadhon adalah musibah yang besar bagi kita. Jika langit, bumi dan para malaikat menangis untuk kita yang tertimpa musibah, seharusnya kita lebih menangis dan menyesal atas terputusnya segala karunia, kemuliaan dan kebajikan yang terkandung di dalam bulan suci Ramadlan itu. Mari koreksi diri!***

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Tags

Terkini

Terpopuler