Kesiapan Lahir dan Batin Sangat Menentukan Jamaah Sholat Id, Inilah Khutbah Idul Adha Terbaru Bahasa Indonesia

24 Juni 2023, 08:05 WIB
Ilustrasi - Kesiapan Lahir dan Batin Sangat Menentukan Jamaah Sholat Id, Inilah Khutbah Idul Adha Terbaru Bahasa Indonesia /David Rodrigo/Kabar Pangandaran

GianyarBali.com - Butuh perjuangan untuk bisa khutbah Idul Adha dapat meresap sampai hati sanubari jamaah, salah satu yang disiapkan Khutbah Sholat Id pada Hari Raya Idul Adha khutbah yang menyentuh hati.

Sholat Id pada hari raya tingga beberapa hari lagi, sudah mulai dekat, salah satu yang disiapkannya yaitu Khutbah Idul Adha bagi umat Islam yang diberi kesempatan bisa memberikan khutbahnya pada hari raya Idul Adha tahun ini yakni 2023.

Pada naskah khutbah Idul Adha kali ini akan menjelaskan tentang bagaimana Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail menjalankan perintah Allah SWT dengan harapan bisa meresap sampai sanubari jamaah sholat Id.

Salah satu cara, dengan mengunakan Khutbah Idul Adha yang menyentuh hati Umat Islam dan juga mengadakan permohonan dengan berdoa atau Mujahadah penyongsongan, sukur-sukur dengan bacaan "Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh" baik dibaca dengan lesan maupun hati sebanyak-banyaknya, sukur-sukur bisa istiqomah selama 30 menit setiap harinya.

Baca Juga: Nida Yaa Sayyiidi Ya Rosulallah Dalam Wahidiyah, Seperti apa Sejarah Dalam Perjuangan Kesadaran Kepada Allah

Situasi dramatis menyelimuti proses penyembelihan Nabi Ismail AS oleh sang ayah Nabi Ibarhim AS. Dari proses inilah jamaah akan melihat bagaimana seharusnya kita menjalankan perintah Allah SWT.

Teks khutbah ini tinggal pakai karena telah dilengkapi dengan khutbah pertama, kedua dan doanya bahasa arab. Jika menginginkan doa Khutbah Idul Adha bahasa Indonesia dilansir dari khutbahsingkat.com.

Jika materi khutbah Idul Adha terbaru ini bermanfaat silahkan share ke relasi Anda. Semoga menjadi amal ibadah yang tak terputus.

Khutbah Pertama waktu Sholat Id hari Raya Idul Adha

اَللهُ أَكْبَرْ (3×) اَللهُ أَكْبَرْ (3×) اَللهُ أَكْبَرْ (3×) اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيرًا وَاْلحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً، لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ .صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ

Hadirin wal Hadirot Jama’ah sholat Idul Adha yang dirahmati Allah

Marilah kita bersama sama meningkatkan kualitas Iman dan taqwa kita kepada Allah Azza Wa Jalla dengan ikhlas dan ridho menerima segala bentuk perintah-Nya termasu mengalirkan darah hewan qurban pada hari ini dan tiga hari ke depan.

Solawat dan salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad shalallahu alaihi wassalam, beserta keluarganya sahabatnya, dan kerabatnya.

Baca Juga: Contoh Naskah Khutbah Idul Adha 2023 NU Online Terbaru Bisa Anda Download Shalat Id, Kurban, dan Haji

Semoga pada hari pemberian syafa’at nanti kita semua beserta keluarga besar kita mendapati syafa’at dari beliau Aamiin Allahhumma Aamiin

اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Ma’syiral muslimin wal muslimat jama’ah sholat Idul Adha rahimaku Mullah, telah dikisahkan dalam riwayat ketika Nabiyullah Ibrahim AS lagi saying-sayangnya kepada putranya yang pada waktu itu menurut satu pendapat berusia 13 tahun.

Bahkan sudah bisa membantu ayahnya bekerja, dan sungguh sudah sekian lama dalam menanti kelahirannya, sekian lama ditambah lagi hidup bersama keluarganya, dan sudah jelas bertambah dekat dan bertambah sayangnya beliau kepada putranya.

Kemudian tiba-tiba Allah mengujinya dengan perintah yang sangat berat, perintah yang apa bila perintah ini terjadi pada diri kita, niscaya kita takkan sanggup. Telah disebutkan dalam firman Allah beliau bermimpi

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعۡىَ قَالَ يٰبُنَىَّ اِنِّىۡۤ اَرٰى فِى الۡمَنَامِ اَنِّىۡۤ اَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرٰى‌ؕ قَالَ يٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ‌ سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيۡنَ

Artinya: Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” QS. As-Saffat Ayat 102

اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Nabi Ibrahim as adalah figur yang sangat ta’at menjalankan perintah Allah. Demikian juga putranya Nabi Ismail as, yang mana pada masa itu belum menjadi Nabi.

Baca Juga: Khutbah Idual Adha Bahasa Indonesia, Salah Satu Contoh yang Bisa Digunakan untuk Khutbah Idul Adha 2023

Setelah keduanya sepakat untuk menjalankan perintah Allah, dengan hati yang sedih dan linangan air mata maka, Nabi Ibrahim membawa putranya yaitu Nabi Ismail ke Mina dan membaringkannya di atas pelipisnya. Saat-saat penuh kesedihan itu, Nabi Ismail lantas mengatakan pada ayahnya dengan penuh keikhlasan.

Artinya, “Wahai ayahku! Kencangkanlah ikatanku agar aku tidak lagi bergerak, singsingkanlah bajumu agar darahku tidak mengotori, dan (jika nanti) ibu melihat bercak darah itu niscaya ia akan bersedih, percepatlah gerakan pisau itu dari leherku, agar terasa lebih ringan bagiku karena sungguh kematian itu sangat dahsyat. Apabila engkau telah kembali maka sampaikanlah salam (kasihku) kepadanya.” (Ungkapan tersebut terdapat dalam Tafsir Al-Wasith karangan Syekh Muhammad Sayyid Ath-Thanthawi)

اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Setelah mendengar ucapan anaknya yang sangat baik dan taat, dengan dipenuhi perasaan sedih dan berlinanglah air mata, Nabi Ibrahim tidak bisa menahan air matanya untuk tidak mengalir, namun demikian beliau tetap tegar karna harus menjalankan perintah Allah.

Padahal beliau sangat menyayangi anaknya. Beliau harus merelakan anaknya untuk dijadikan kurban saat itu. Begitupun dengan Nabi Ismail as beliau sangat mencintai dan menyayangi ayah dan ibunya. Namun demikian perintah Allah yang harus diutamakan.

Jama’ah sholat Idul Adha yang dirahmati Allah,

Nabi Ibrahim as segera melakukan apa yang telah disampaikan putranya. Kemudian Nabi Ibrahim menciumnya dengan penuh kasih sayang dan linangan air mata, akhirnya beliau mengambil pisau untuk menyembelihnya.

Setelah pisau di tangannya, ia meletakkan pisau tajam itu ke leher Nabi Ismail, dan ternyata Allah berkehendak lain. Pisau tersebut sama sekali tidak melukai Nabi Ismail as, beberapa kali Nabi Ibrahim mengulanginya, namun tetap sebagaimana semula.

Jangankan untuk melukai, bahkan pisau itu tidak mampu memberi bekas apa pun pada putranya Nabi Ismail as, bahkan Nabi Ismail as sendiri mengatakan pada ayahnya:

Artinya, “Wahai ayahku! Palingkanlah wajahku hingga tak terlihat olehmu! Karena sungguh, jika melihat wajahku, engkau akan selalu merasa iba. Perasaan iba itu dapat menghalangi kita untuk melaksanakan perintah Allah. Apalagi di depan mataku terlihat kilatan pisau yang sangat tajam, tentu membuatku ketakutan.”

Sungguh Nabiyullah Ismail AS sangat berperan dalam menjalankan perintah Allah sebuah perintah yang merupakan perintah tidak bisa diterima oleh akal.

Kemudian, Nabi Ibrahim kembali menuruti permintaan anaknya. Namun, yang terjadi masih saja seperti semula, pisaunya yang sangat tajam tetapi tidak bisa melukai Nabi Ismail.

Berbagai pertanyaan muncul saat itu, dimana pisau yang sangat tajam, bahkan bisa membelah batu yang begitu keras tapi tidak bisa melukai leher Nabi Ismail yang begitu halus dan lembut. Saat itulah Allah berfirman

وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ

Artinya, “Lalu Kami panggil dia, ‘Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.’ Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,” (Surat As-Saffat ayat 104-108).

Hadirin wal Hadirot Jama’ah sholat Idul Adha yang dirahmati Allah

Demikianlah khutbah Idul Adha untuk kali ini, semoga kita semua bisa mengambil pelajaran darinya. Betapa keimanan yang luar biasa, jangankan sapi atau domba, anak kandungnya pun rela dikurbankan demi menjalankan ketaatan kepada Allah.

Semoga, kita semua dimampukan oleh Allah SWT dalam berkurban setiap tahun. Aamiin ya Robbal Aalamiin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Ke-dua Sholat Id Hari Raya Idul Adha

اَللهُ أَكْبَرْ (3×) اَللهُ أَكْبَرْ (4×) اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيرًا وَاْلحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً، لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

عباد الله:إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونفَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر

Semoga khutbah Idul Adha terbaru ini bermanfaat silahkan share ke relasi Anda, Semoga menjadi amal ibadah yang tak terputus.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Tags

Terkini

Terpopuler