Dibalik Perlawanan 10 November ada Doa KH. Mohammad Ma’roef RA Ampuh - Allahumma Salimna Minal Bom Wal Binduk

- 10 November 2022, 16:18 WIB
Ilustrasi Dibalik Perlawanan 10 November ada Doa KH. Mohammad Ma’roef RA Ampuh - Allahumma Salimna Minal Bom Wal Binduk
Ilustrasi Dibalik Perlawanan 10 November ada Doa KH. Mohammad Ma’roef RA Ampuh - Allahumma Salimna Minal Bom Wal Binduk /Ahlaqul Karima/Instagram @surabaya

 

GianyarBali.com - Dibalik Perlawanan 10 November tidak lepas dari Doa beliau KH. Mohammad Maroef RA yang Ampuh dan beliau terkenal sebagai Profesor Doa salah satunya doa: "Allahumma Salimna Minal Bom Wal Binduk, Wal Bedil, Wal Martil Wa Uddada Hayatina".

Perjuangan Para Pahlawan 10 November

Sudah kita ketahui bersama bahwa pada tanggal 10 November menjadi salah satu hari penting bangsa Indonesia hingga diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Hal ini ditetapkan oleh Presiden Soekarno melalui keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959. Peringatan ini ditetapkan sebagai usaha mengenang peristiwa pertempuran 10 November 1945 yang terjadi di Surabaya.

Peristiwa Penting 10 November 1945

Waktu persitiwa pertempuran 10 November melibatkan 25.000 tentara sekutu serta mengakibatkan sekitar 6000 warga Indonesia gugur.

Dalam buku karya Abdul Waid yang berjudul Bung Tomo, Hidup dan Mati Roh Duniawi 10 November, pertempuran ini bermula dari kekalahan Jepang atas Indonesia setelah Proklamasi 17 Agustus 1945.

Saat itu pemerintah mengeluarkan dekrit yang menetapkan mulai 1 September 1945 di seluruh daerah harus mengibarkan bendera nasional Merah Putih, tidak terkecuali di Surabaya.

Pertengahan September, pasukan inggris yang bergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) bersama pasukan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pimpinan AWS Mallaby datang ke Jakarta dan pada tanggal 25 September mereka tiba di Surabaya.

Misi mereka melucuti dan mengembalikan tentara Jepang ke negaranya, membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh Jepang serta merebut kembali Indonesia kepada Pemerintah Belanda sebagai jajahan.

Hal ini memicu kemarahan arek-arek Suroboyo dan para pejuang hingga puncaknya menewaskan Mallaby. Berita tewasnya panglima Inggris di tangan arek-arek suroboyo ini menggemparkan dunia. Berita ini menjadi headline news di Inggris, Amerika dan Australia. Panglima tentara sekutu di Kawasan Asia Tenggara, Jenderal Christison mengancam dan menuntut rakyat Surabaya agar pembunuh Mallaby diserahkan, jika tidak Surabaya akan di Serang.

Para Pejuang mengadakan perundingan dengan tentara sekutu di Hotel Yamato yang berakhir rusuh karena Ploegman sebagai perwakilan tentara sekutu mengeluarkan senjata dan berakhir tewas di tangan Sidik.

Pertempuran pun tidak terelakkan, di tengah pertempuran Hariyono dan Koesno Wibowo berhasil merobek bagian biru bendera Belanda. Pertempuran terjadi selama 3 minggu. Pertahanan oleh warga Surabaya ini mengejutkan pihak tentara sekutu. Dengan banyaknya pasukan, tentara sekutu mengira Surabaya akan bisa ditaklukkan hanya dalam waktu beberapa hari saja.

Baca Juga: Link Download Logo Hari Pahlawan 2022 Beserta Tema Besar, Filosofi dan Makna Logo Serta Kegiatan Resminya

Peranan Mbah Kyai Ma’roef RA Profesor Doa Ayah Muallif Sholawat Wahidiyah

Pertempuran yang terjadi di Surabaya terdengar di mana-mana salah satunya Pidato Bung Tomo yang disiarkan melalui radio bergema sehingga membuat masyarakat ikut tergugah untuk turut berjuang. Tidak terkecuali di kalangan para Kyai dan Santri. Seruan Resolusi Jihad terdengar.

Mbah Kyai Ma’roef salah satu tokoh yang ada di Kediri Jawa Timur dan sekaligus Ayah dari KH. Abdoel Madjid Ma'roef Muallif Sholawat Wahidiyah RA, bahwa beliau ikut andil dalam medan pertempuran meskipun berada di garis belakang sebagai tukang do’a.

Mbah Kyai Ma’roef merupakan ulama yang terkenal manjur dan ampuh doanya. Masyarakat, Kyai, Ulama atau siapapun tidak akan menyangkal bahwa kekeramatan beliau terletak pada keampuhan doanya yang terijabah dalam waktu sekejab.

Ucapan beliau seperti “sabda pandhito ratu” dan firasatnya tidak pernah meleset. Banyak peristiwa yang terjadi membuktikan keampuhan do’a beliau salah satunya pada pertempuran 10 November.

Kyai dan santri ikut andil dalam pertempuran resolusi jihad melawan tentara sekutu. Mbah Kyai Ma’roef memberikan doa-doa sehingga para santri dan tentara yang ikut berjuang kebal terhadap berbagai macam senjata.

Beliau mengisi kekebalan para pasukan dengan cara yang cukup unik. Setelah pasukan dibariskan, beliau menyuruh para pasukan minum air jeding di utara masjid Pesantren Kedonglo. Kemudian beliau berdoa dan para pasukan mengamini.

Di antara doa yang beliau panjatkan, “Allahumma salimna minal bom wal binduk, wal bedil, wal martil wa uddada hayatina”.

Baca Juga: Sholawat Wahidiyah Untuk Menjernihkan Hati dan Marifat Billah Wa Rosuul

Karomah KH Mohammad Ma’roef RA

Profesor Doa KH Mohammad Ma'roef RA ayah dari Beliau Muallif Sholawat Wahidiyah KH Abdoel Madjid Maroef RA sebagaimana salahs satu doa beliau yang meskipun cukup nyeleneh, namun doa beliau sangat ampuh.

Santri dan tentara yang ikut berperang menceritakan sering kali bom yang meledak ke arah mereka menjadi butiran-butiran kacang hijau. Santri juga terbukti mempunyai kekebalan seperti yang terjadi pada Gus Nawawi dari Jombang yang ketika bertempur punggungnya terkena martil tapi beliau tidak terluka. Namun punggungnya hanya menyisakan bekas martil sebesar ontong (bakal buah pisang).

Baca Juga: Ratusan Mahasiswa di Bandung sudah Mulai Terkena Virus HIV AIDS, Sholawat Wahidiyah Sebagai Obatnya

Besan Mbah Kyai Ma’roef yakni Kyai Hamzah juga mengikuti pertempuran di Surabaya dan kabarnya kaki beliau terkena bom tapi tidak terluka. Kyai Bisri Mustofa Rembang juga pernah merasakan keampuhan doa Mbah Kyai Ma’roef. Pada zamannya, Jepang pernah mengejar Kyai Bisri Mustofa hingga Kyai Bisri Mustofa bersembunyi di Kedonglo dan meminta perlindungan kepada Mbah Kyai Ma’roef. Oleh Mbah Kyai Ma’roef, Kyai Bisri diijazahi sebuah doa, setelah diamalkan Kyai Bisri selamat dari incara tentara Jepang.

Itulah salah satu karomah Mbah Kyai Ma’roef yang beliau manfaatkan untuk mengusir penjajah. Karomah beliau seakan tidak ada habisnya. Orang-orang yang hidup sezaman dengan beliau dan pernah bergaul dengan beliau sering menyaksikan dan merasakan langsung kekeramatan beliau.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Sumber: DPP PSW


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah