GianyarBali.com - Wahidiyah dari pandangan Profesor pasti punya pendapat sendiri-sendiri, salah satunya Guru Besar Sosiologi IAIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si tahun 2007.
Pendapat Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si sebagaimana diunggah GianyarBali.com dari Kata Pengantar Buku Tasawuf Kultural "Fenomena Sholawat Wahidiyah" karya Sokhi Huda bahwa:
Sholawat Wahidiyah merupakan interpretasi terhadap Islam yang dilakukan secara genius oleh pendirinya dan ditransformasikan secara terus menerus sehingga menjadi habitualisasi di dalam kehidupan sehari-hari.
Ia merupakan tasawuf lokal yang menjadi ajang bagi para penganutnya untuk memenuhi gelegak keilahian dan menjadi wadah bagi pemenuhan kebutuhan spiritual yang tidak ada habis habisnya.
Ia menjadi mediun untuk mengekspresikan gelegak ketuhanan dan kulminasi pengalaman keilahian yang tak kunjung henti.
Ritual di dalamnya merupakan proses untuk menemukan Tuhan di dalam kehidupan. Jika tidak ingin terlambat di dalam proses pencarian dalam kehidupan duniawi maka ia bisa menjadi jembatan untuk sampai pada maqam keilahian tersebut.
Samudra luas kehidupan yang seharusnya diisi dengan sifat dan tindakan keilahian tersebut terkadang tereduksi oleh keinginan duniawi sehingga menghalangi seseorang untuk menemui Tuhannya. Itulah sebabnya salah satu motto Wahidiyah adalah Fafirruu Ila Allah.***