Khutbah Idul Adha Terbaru Bahasa Indonesia Dilengkapi dengan Doa Singkat 'Kesabaran Nabi Ismail'

- 28 Juni 2023, 22:55 WIB
Khutbah Idul Adha Terbaru Bahasa Indonesia Dilengkapi dengan Doa Singkat
Khutbah Idul Adha Terbaru Bahasa Indonesia Dilengkapi dengan Doa Singkat /Pixabay/beingboring

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah

Sebagai sosok hamba yang taat, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melakukan apa yang telah diperintahkan kepada keduanya. Dengan hati yang sedih dan raut wajah yang dipenuhi linangan air mata, keduanya harus sama-sama ikhlas dan ridha demi memenuhi perintah Tuhannya, bahkan Nabi Ibrahim harus mengurbankan anaknya sendiri, disembelih di hadapannya dan dilakukan dengan tangannya sendiri.

Imam Fakhruddin ar-Razi dalam salah satu karyanya, Tafsir Mafatih al-Ghaib, mengisahkan percakapan keduanya ketika sudah sepakat untuk melakukan penyembelihan.

Nabi Ibrahim membawa putranya ke Mina dan membaringkannya di atas pelipisnya. Saat-saat penuh kesedihan itu, Nabi Ismail berkata kepada ayahnya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran,

يَا أَبَتِ اشْدُدْ رِبَاطِي فِيَّ كَيْلَا أَضْطَرِبَ، وَاكْفُفْ عَنِّي ثِيَابَكَ لَا يَنْتَضِحَ عَلَيْهَا شَيْءٌ مِنْ دَمِي فَتَرَاهُ أُمِّي فَتَحْزَنَ، وَاسْتَحِدَّ شَفْرَتَكَ وَأَسْرِعْ إِمْرَارَهَا عَلَى حَلْقِي لِيَكُونَ أَهْوَنَ فَإِنَّ الْمَوْتَ شَدِيدٌ، وَاقْرَأْ عَلَى أُمِّي سَلَامِي وَإِنْ رَأَيْتَ أَنْ تَرُدَّ قَمِيصِي عَلَى أُمِّي فَافْعَلْ فَإِنَّهُ عَسَى أَنْ يَكُونَ أَسْهَلَ لَهَا

Artinya, “Wahai ayahku! Kencangkanlah ikatanku agar aku tidak lagi bergerak, singsingkanlah bajumu agar darahku tidak mengotori, dan (jika nanti) ibu melihat bercak darah itu niscaya ia akan bersedih, asah dulu pisaumu hingga tajam dan percepatlah gerakan pisau itu dari leherku, agar terasa lebih ringan bagiku, karena sungguh kematian itu sangat dahsyat. Dan, apabila engkau telah kembali maka sampaikanlah salam (kasih)ku kepadaya. Dan jika engkau hendak menyerahkan baju ini, lakukanlah mudah-mudahan bisa lebih memudahkan baginya.”

فَقَالَ إِبْرَاهِيمُ: نِعْمَ الْعَوْنُ أَنْتَ يَا بُنَيَّ عَلَى أَمْرِ اللَّهِ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ يُقَبِّلُهُ وَقَدْ رَبَطَهُ وَهُمَا يَبْكِيَانِ ثُمَّ وَضَعَ السِّكِّينَ عَلَى حَلْقِهِ

Artinya, “Nabi Ibrahim berkata: ‘Sungguh sebaik-baiknya pertolongan itu adalah kamu wahai anakku atas perintah Allah.’ Kemudian ia menghadap anaknya dengan linangan air mata yang membasahi pipinya, maka Ismail pun juga menangis.”

Di saat-saat menegangkan itu, Nabi Ismail berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Telungkupkan dulu wajahku hingga tak terlihat olehmu! Karena bisa saja dengan terlihatnya wajahku, engkau akan selalu merasa iba, yang dengan perasaan tersebut bisa menjadi penghalang bagi kita untuk melaksanakan perintah Allah, apalagi di depanku terlihat kilatan pisau tajam yang akan membuatku ketakutan.”

Lantas Nabi Ibrahim melaksanakan semua permohonan dan permintaan putranya itu. Namun ketika pisau itu disembelihkan kepada leher Ismail, pisau yang begitu tajam itu tidak bisa melukainya, bahkan berkali-kali pisau itu diasahnya hingga sangat tajam, namun tetap saja tidak bisa melukainya. Di saat itulah, Allah swt berfirman kepadanya:

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x