Sadar Akan Bahayanya, Balita di Banten Masih Terbiasa Diberi Kental Manis

- 29 Mei 2023, 09:21 WIB
Sadar Akan Bahayanya, Balita di Banten Masih Terbiasa Diberi Kental Manis
Sadar Akan Bahayanya, Balita di Banten Masih Terbiasa Diberi Kental Manis /Sabila Arianti


GianyarBali.com - Kebiasaan minum kental manis sebagai susu oleh anak terutama balita masih banyak ditemukan. Di Banten, pemberian kental manis untuk anak dipicu karena kebiasaan dan pengaruh iklan puluhan tahun yang melekat di benak masyarakat.

Padahal, cara beriklan produk kental manis sudah mulai berubah sejak BPOM mengeluarkan aturan mengenai iklan dan label kental manis.

Ketua Bidang Advokasi Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Yuli Supriati membenarkan iklan-iklan kental produk kental manis yang menunjukkan cara minum diseduh sebagai susu memang sudah berubah.

“Dulu memang iklannya sangat menunjukkan minum kental manis agar anak sehat, minum setiap pagi dan lain sebagainya. Sejak diatur oleh BPOM, pelan-pelan sudah diiklankan sebagai topping, meski melalui kampanye sosial media kadang masih suka ditemukan pelanggaran,” papar Yuli pasca kunjunganya ke Pandeglang 23-24 Mei kemarin.

Baca Juga: Peringati Hari Anak Balita Nasional, YAICI Ingatkan Kelompok Balita juga Rentan Kekurangan Gizi

“Perubahan cara beriklan ini adalah yang harus kita apresiasi terhadap produsen. Namun, yang masih menjadi PR hingga saat ini bahwa ternyata pengaruh iklan kental manis sebagai susu di tahun-tahun sebelumnya itu, ternyata masih berdampak hingga saat ini.

Masyarakat yang dulu mungkin di usia kecil atau muda terpapar pesan iklan tersebut, hingga kini ternyata masih tersimpan di benaknya bahwa kental manis adalah susu untuk anak. Alhasil, walaupun sekarang iklan sudah diatur, tapi kebiasaan itu masih dilanjutkan untuk anak-cucu mereka,” jelas Yuli.

Lebih lanjut aktivis kesehatan masyarakat ini menuturkan, kunjungannya ke beberapa wilayah di Banten adalah dalam rangka pendampingan penelitian konsumsi kental manis oleh balita yang dilakukan bersama kader PP Aisyiyah.

Terdapat 10 wilayah yang menjadi wilayah penelitian yaitu Kecamatan Rangkasbitung, Warung Gunung, Leuwidamar, Cihara, dan Cibeber yang berada di wilayah Kabupaten Lebak. Kecamatan Labuan, Jiput, Cikedal, Cisata, dan Koroncong berada di wilayah Kabupaten Pandeglang. Penentuan lokus penelitian tersebut berdasarkan prevalensi stunting wilayah yang masih tinggi.

Baca Juga: Lewat-Fun Edukasi Komunitas Ibu Keren Beri Pemahaman Soal Asupan Gizi Untuk-Anak

Kabupaten Pandeglang misalnya, yang menjadi wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Banten berdasarkan SSGI 2022, yakni mencapai 29,4%. Di posisi ke-3 diikuti Kabupaten Lebak di peringkat ketiga sebesar 26,2%.

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Sumber: Sabila Reformasita Arianti


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x