Keblabasan: Paling Baik Islamnya Seseoarang Adalah Meninggalkan Sesuatu Yang Tidak Ada Gunanya

- 13 Februari 2023, 07:00 WIB
Ilustrasi Keblabasan: Paling Baik Islamnya Seseoarang Adalah Meninggalkan Sesuatu Yang Tidak Ada Gunanya
Ilustrasi Keblabasan: Paling Baik Islamnya Seseoarang Adalah Meninggalkan Sesuatu Yang Tidak Ada Gunanya /pixabay/Priangan Timur News

GianyarBali.com - Kehidupan manusia saat ini mengalami perubahan yang sangat drastis. Mulai dari fashion, sikap dan pergaulan.

Tentu banyak hal yang merubahah kebiasaan sebelum-sebelunnya, salahsatu contoh yang mencolok adalah sosial media.

Menurut data yang dilansir di lembaga survei, masyarakat kita saat ini sudah melonjak jauh dibandingkan tahun² sebelumnya dalam bersosial media.

Hal ini menjadi peluang besar bagi para Tokoh² agama untuk mendedikasi masyarakat tanpa harus datang di waktu yang menurut mereka sibuk karena alasan pekerjaaan. Dampak positif inilah yang harus dimenfaatkan betul dalam menyuarakan kebenaran.

Baca Juga: Ucapan Lebih Tajam Dari Pedang: Knives Can Be Drawn But Words Can No Longer Be Drawn

Dari sudut pandang yang lain sosial media tidak hanya memberikan dampak positif, namun dampak negatifnya juga besar bagi kehidupan masyarakat.

Mari kita lihat dewasa ini bagaimana fenomena yang tidak lazim sedang dipertontonkan,tidak ada menfaat dan hanya memberi Mudahrot seharusnya tidak diikuti oleh generasi pejuang di masa² yang akan datang. Jelas sabda rosul

من حسن إسلام المرء تركه مالا يعنيه

"Paling baik islamnya seseoarang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak ada gunanya"

Hadis yang menjadi pedoman ummat Kanjeng nabi dalam kehidupan sehari-hari ini sering dikutip oleh para dai.

Jadi sangat disesalkan ketika ada pelajar yang notabennya sedang menuntut ilmu di lembaga diniah mempertontonkan pidato yang menghina ustad atau ulama lain, berpenampilan yang tidak sesuai tuntunan syariat dan berjoget meniru kehidupan orang yang terlelap hegemoni.

Baca Juga: Ridho Guru, Sumber Manfaat Ilmu: Salah Satu Keberhasilan Seorang Murid Adalah Menghormati Guru

Dauhnya Gus Baha' kita jangan sampai menjadi objek tapi kita harus jadi subjek. Tapi kenapa kita mengikuti arus mereka bukan kita yang mempengaruhi mereka dengan menampilkan islam yang sebenarnya dan tidak joget-joget tik Tok yang sangat kontradiksi dengan cita² para pendahulu. Mereka harapan penerus perjuangan kenapa dibiarkan joget-joget alay.

Selanjutnya, mari kita intropeksi diri apakah kita keliru menggambarkan kehidupan beragama yang sesungguhnya di tengah-tengah keluarga atau mereka lebih sering membuka konten² dunia maya yang tidak pantas sampai kebablasan di bawa ke kehidupan nyata.***

Editor: Mijil Sunoto

Sumber: Alvi Nurullita


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah