Usaha Leanir Dengan Hasil: Setiap Hasil Akan Leanir Dengan Pekerjaan Yang Kita Kerjakan

15 Februari 2023, 06:45 WIB
Ilustrasi Usaha Leanir Dengan Hasil: Setiap Hasil Akan Leanir Dengan Pekerjaan Yang Kita Kerjakan /Tangkapan Layar /istockphoto /Siyam

GianyarBali.com - Tulisan ini termotivasi dari dauhnya Dr Sokhi Huda salah satu dosen Uinsa Surabaya, "Setiap hasil akan leanir dengan pekerjaan yang kita kerjakan." Sebuah pribahasa yang menjadi boster teman-teman mahasiswa untuk terus belajar mengeksplor potensinya.

Hal yang menakjubkan dari sebuah gemilang dalam pribadi manusia pasti tidak lepas dari proses kehidupan yang sudah ditempa. Kalau hanya mendengar kepopulerannya saja, mungkin seseorang ingin menjadi seperti orang sukses yang namanya sudah melejit. Tapi setelah mendengar susah payahnya, lelah letihnya, berapa uang yang sudah dikeluarkan, berapa waktu masa muda yang sudah dihabiskan untuk belajar, mencari pengalaman dan membangun relasi. Setelah mendengar bagaimana penempaannya menjadi sebuah permata, mungkin ia tidak akan berharap menjadi sepertinya.

Penikmat sejarah hanya membaca Kholid bin Walid sukses memimpin pasukan dan tidak pernah kalah di medan perang, tapi pernahkah mereka tahu, bagaimana Kholid bin Walid menempa dirinya.

Baca Juga: Edukasi Valentine: Valentine Salah Satu Momen Yang Diistilahkan Sebagai Hari Kasih Sayang

Jadi segila apa Kholil Bin Walid berlatih pedang, berkuda, memanah dan bela diri? Pernah dalam perang mu'tah Kholid bin Walid setiap posisi pemanah, penghunus dan berkuda diputar-putar silih berganti, berarti secara tidak langsung setiap pasukan harus menguasai tiga kemampuan di atas.

Saat peperangan Uhud, tentara Islam harus menelan pengalaman pahit karena kalah dengan pasukan musuh, yakni Kholil Bin Walid yang kala itu Cahaya Islam masih belum menyentuh hati sang pedang Alloh. Tercatat dalam sejarah, pasukan musuh yang dipimpin oleh Kholid meraih kemenangan karena strategi serangan balik dari atas bukit Uhud. Padahal kala itu kemenangan hampir di tangan kaum muslimin, tapi itulah Kholid sang legenda miliater yang tidak pernah habis dengan taktik jitu melumpuhkan rivalnya.

Satu hal yang membuat seonggok daging ini penasaran, bagaimana Kholid bin Walid mempelajari strategi perang, bagaimana instingnya yang jenius dalam mengambil keputusan dalam waktu genting. Sudah berapa waktu istirahatnya ia pakai untuk berpikir, berkontemplasi, melakukan riset mendalam demi menciptakan strategi perang terbaik.

Sa'ad bin Abi Waqosh adalah deretan sahabat Nabi yang terkenal di berbagai pertarungan di Medan perang. Terlebih setelah Sa'ad bin Abi Waqosh dan pasukannya menaklukan Irak dan membebaskan Kota Kisra (Persia). Namun siapa sangka kepiawaian dalam memanah ternyata tersimpan cerita yang sangat memperihatinkan. Saat tangannya penuh darah, ototnya keram, kulitnya terbakar matahari, tangisnya di malam hari karena tak kunjung mahir.

Baca Juga: Tiada Hidup Tanpa Gadget: Kehidupan Itu Bukan Hanya Di Dunia Nyata Saja, Tetapi Juga Kehidupan Di Dunia Maya

Usaha yang tidak kenal kata lelah, terus berlatih menjadikan Sa'ad bin Abi Waqosh pemanah ulung yang lesetan panahnya tidak pernah meleset. Hal itu karena sudah berlatih melesetkan anak panah tanpa kenal lelah.

Atau seperti Khabib Nurmagomedov yang rekor kemenangannya tidak main-main, 29-0 yang artinya 29 kali menang tanpa kalah di dunia tarung bebas. UFC pun menyematkannya sebagai pound-for-pound (P4P) alias petarung terhebat. Namun siapa sangka, di usia 9 tahun dia ditantang untuk bertarung dengan beruang. Kira-kira berapa kali menahan sakitnya akibat tindihan beruang. Kira-kira berapa kulitnya terluka karena cakaran beruang. Kira-kira berapa kali dia melawan rasa malah saat ayah menyuruhnya berlatih. Berapa kali ototnya cedera dan Patah tulang?

Setiap manusia memang mempunyai cara-cara tersendiri untuk mengasah potensi yang dimiliki. Tidak harus bertarung dengan beruang, bertalatih perang seperti Kholil Bin Walid dan berlatih memanah siang dan malam seperti Sa'ad Bin Waqosh. Tapi pertanyaan besarnya. Sudahkah manusia modern hari ini sudah melatih kemampuannya seperti mereka?

Mari mencoba seperti mereka dengan cara kita. Agar potensi yang dimiliki saat ini bisa menggaungkan nilai-nilai Islam dan meluaskan kemenfaatan untuk sesama. Potensi yang kelak akan melejitkan derajat kita di sisi-Nya.***

Editor: Mijil Sunoto

Sumber: Alvi Nurullita

Tags

Terkini

Terpopuler