Simak Penjelasan Lengkap KH Moh Jazul Yusuf Malang 'Pintu Wushul Para Pengamal Sholawat Wahidiyah'

- 20 Februari 2023, 17:39 WIB
Simak Penjelasan Lengkap KH Moh Jazul Yusuf Malang
Simak Penjelasan Lengkap KH Moh Jazul Yusuf Malang /DPP PSW/

Tanpa mematuhi dan mentaati bimbingannya, maka sangat sulit bagi pengamal wahidiyah bisa menembus pintu wushul sadar ma'rifat Billah, sebab hanya Beliau Muallif Wahidiyah satu-satunya pintu wusul hakiki yang bisa mengantar wusul seluruh pengamal Wahidiyah menuju sadar Ma'rifat Billah wa Rosulihi SAW; Dalam Thobiqotul Kubro juz I hal 170 dan Bahjatus-saniyah hal. 27 disebutkan :

Artinya : "Modal pokok murid wushul ma'rifat itu mencintai gurunya dengan cinta imaniyah tunduk patuh kepadanya, tidak me-nentang dan tidak melakukan suati yang berlawanan dengan keputusan gurunya. Ketika seorang murid setiap bar bertambah rasa cinta dan penyerahan kepada gurunya, selamatlah ia dar terputusnya . tarbiyah dari gurunya Sesungguhnya menentang sunah dar keputusan guru, memalingkan perhatian kepada guru lain dan mengganti keputusarnyang sudah ditetapkan gurunya adalah yang memutuskan tarbiyah dan nadhroh gurunya serta menjadi hijab yan$ menggagalkan tujuan murid".

Cinta kepada guru kami yang dimaksut itu adalah cinta imaniyah (cinta yan tumbuh dari nurnya iman atas keagungan dan kesempurnaan guru) seperti cinta kepada Rosuululloh Shollalloohu alaihi wasallam. Bukan cinta dari watak fisik yan disebut mahabbah basyariyah (cinta nafsu seperti cintanya anak dengan orang tuc cintanya suami istri dsb.

Dalam kitab Al-Ibris hal. 210 disebutkan:

Artinya : "Sesungguhnya semangatnya guru kamil itu dari nur iman Billahnya. Billahnya yang membimbing dan meningkatkan murid dari tingkat ke tingkat selanjutnya Oleh sebab itu apabila cinta murid kepada gurunya itu dari nur imaniyah, maka memancarlah nur ma'rifat guru kepada muridnya, baik ketika guru itu ada atau tidak, bahkan sekalipun guru itu sudah meninggal dalam seribu tahun yang lalu Dari sinilah para wali Allah setiap kurun (abad) selalu berusaha mendapatkan pancaran nur imannya Rosuulillah Shollalloohu 'alaihi wasallam, dan Beliau Shollalloohu 'alaihi wasallam membimbing dan meningkatkan mereka karena cinta mereka adalah cinta yang bersih dan mumi dari nur imannya. Dan apabila cinta murid kepada gurunya itu muncul dari pengaruh tabi'at fisik tidak dari nur imannya atas keagungan gurunya, maka cinta itu hanya bermanfaat ketika gurunya hadir, dan ketika pisah (tidak bertemu) putuslah nadhrohnya."

Demikian pula yang bisa memutuskan tarbiyah dan nadhroh guru ma'rifat itu apabila murid sudah merubah keyakinannya kepada guru lain yang dianggap setingkat atau pengganti gurunya.

Dikatakan dalam kitab Al-lbris hal 237

Artinya : "Sesungguhnya guru kamil ketika melihat muridnya telah memalingkan keyakinannya kepada guru lain, maka putuslah tarbiyah dari gurunya, dan murid tidak akan dapat menerima manfa'at dari keduanya, baik guru pertama maupun yang kedua".

Dikatakan dalam kitab Taqriibul-Ushul

Artinya : "Seharusnya bagi orang yang berkhidmah (berguru wushul) kepada pembesar wali kamil setelah ditinggal wafat tidak perlu berguru kepada orang yang tingkatannya ada di bawahnya, kecuali ia menemukan orang yang ebih sempurna segala-galanya dari gurunya".

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Sumber: DPP PSW


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah