GianyarBali.com - Berikut penjelasan dari KH Zainal Fanani tentang Syarat Menjadi Murid dan Guru - Baik murid maupun guru ada syarat-syarat yang tidak ringan yang harus dipenuhi. Guru ada macam-macam tingkatannya.
Sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Bahjatus-Saniyah:
Artinya : "Guru menuruf ulama Ahli hakiko ada tiga:
(1) Guru Khirqoh,
(2) Guru Dzlki atau Guru Muallim dan
(3) Guru Shuhbal atau Guru Hakiki.
Guru Khirqoh pertama-tama haliyahnya mengalir melalu khirqoh (jubah )-nya, kemudian menyalu kepada murid. Maka khirqohnya yang menarbiyah murid Begitu juga Guru Muallim, maka ilmunya yang menarbiyal murid, bukan pribadinya Kedua Guru."
Baca Juga: Sumber Bahagia Dan Celaka: Ajining Raga Dumunung Ana Ing Busana, Ajining Diri Dumunung Ana Ing Lathi
Tersebut disebut GURU MAJAZI Berbeda dengan Guru Hakiki, yang menarbiyah dan membimbing murid adalah pribadinya tanpa memakai perantara suatu apapun, langsung antara hatinya Guru dan hati murid). (Bahjatus-Saniyah, hal. 38).
Baca Juga: Simak Penjelasan Lengkap KH Moh Jazul Yusuf Malang Pintu Wushul Para Pengamal Sholawat Wahidiyah
Guru hakiki dalam membina muridnya seperti Kanjeng Nabi Shollalloohu alaihi wasallam, membina Sayyidina Abu Bakar Ash-Siddiq Ra.
Artinya : "Semua apa yang dituangkan Allah ke dalam dadaku, langsung aku tuangkan ke dalam dada Abu Bakar) (Taqriibul Ushul).
Muallif Wahidiyah mendawuhkan bahwa di dalam Wahidiyah tidak ada istilah Guru dan murid, itu tawadlu' Beliau untuk memberikan pelajaran kepada kita para Pengamal Wahidiyah agar selalu tadzallul merendah diri, jangan sebaliknya!.***