فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Sang putra menunjukkan kekokohan aqidah, keluhuran dan kemuliaan akhlaknya. Dengan tanpa menolak, tanpa alasan, dan tanpa penundaan waktu, Ismail muda menyatakan siap melaksanakan perintah Allah, siap berkorban, meskipun dirinya sendiri yang menjadi korbannya.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Pendidikan merupakan pemberian terbaik orang tua kepada anak-anaknya. Rasulullah Shallallahualaihi Wasalam bersabda:
مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ (رواه الترمذى)
“Tidak ada pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anak, melainkan pendidikan yang baik.” (HR Tirmidzi).
Pendidikan tauhid dan akhlak dalam keluarga merupakan landasan utama dalam pembentukan karakter menuju pribadi yang siap menghadapi masa depan penuh tantangan.
Tauhid yang kokoh dan akhlak mulia akan senantiasa memberikan ketentraman dalam hati, selalu berpikir dan berperilaku positif, serta menjadi sumber motivasi dalam segala kondisi untuk tetap berbuat yang terbaik, karena hanya kepada Allah lah segala amal dipersembahkan.
Baca Juga: Mujahadah Kubro Wahidiyah Muharram 1444 H Gelombang Pertama Digelar Hari Ini di Jombang