Sejarah Permainan Latto-Latto, Katto-Katto, Tek-tek, Lato-lato yang Sedang Viral dan Ramai di Indonesia

- 4 Januari 2023, 14:45 WIB
Sejarah Permainan Latto-Latto, Katto-Katto, Tek-tek, Lato-lato yang Sedang Viral dan Ramai di Indonesia
Sejarah Permainan Latto-Latto, Katto-Katto, Tek-tek, Lato-lato yang Sedang Viral dan Ramai di Indonesia /Portal Sulut/

GianyarBali.com - Anak-anak bali tidak sedikit yang suka dengan mainan yang lagi viral, permainan anak-anak Latto Latto, atau biasa disebut lato-lato atau katto-katto ini. Tidak hanya anak saja, bahkan bapak kita tercinta Bapak Presiden RI dan juga pak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, memainkan permainan Latto-Latto, katto-katto, tek-tek, lato-lato ini, walaupun tak sepintar anak-anak yang memang sudah menjadi mainanya.

Permainan lato-lato ini ternyata tidak dari negara kita Indonesia, yang siapa sangka permainan ini mendadak viral di media Online apalagi TikTok dan media mensos lainnya.

Dalam Kanal GianyarBali.com dari berbagai sumber akan menyajikan sejarah permainan Latto-Latto, katto-katto, tek-tek, lato-lato yang baru-baru ini viral di Indonesia.

Padahal permainan lato-lato ini ketika bisa memainkannya akan muncul tek-tek tidak kaya suara burung kakaktua, tapi bunyinya terbatas itu-itu aja.

Sejarah Permainan Lato-Lato yang Sedang Trens di Indonesia

Mari kita ketahui bersama sejarah permainan viral ini permainan Lato-Lato, permainan ini sebenarnya bukan hal baru? Sejarah lato-lato bisa dibilang cukup panjang. Masa viralnya dulu, kini terulang seperti beberapa tahun lalu. Nah, begini perjalanan lato-lato alias tek-tek hingga populer kembali.

Permainan lato-lato sebenarnya merupakan permainan tidak dari Indonesia namun dari Amerika Serikat. Di negara asalnya, permainan ini juga disebut sebagai clackers, click-clacks, knockers, ker-bangers, atau clankers.

Istilah-istilah tersebut merujuk pada benda yang sama, yakni dua bola yang dihubungkan dengan dua utas tali. Cara bermainnya pun persis sebagaimana lato-lato dimainkan di Indonesia. Ketika dimainkan, mainan akan memunculkan bunyi yang khas 'clack-clack'. Bunyi tersebut kemudian mendasari penamaan mainan ini.

Benda ini mirip dengan 'bolas', senjata berburu yang digunakan oleh para Gaucho atau penduduk di Pampas, Gran Chaco, dan Patagonia, Amerika Selatan. Pada mulanya, clackers dibuat sebagai alat untuk mengajari anak-anak berlatih koordinasi antara tangan dan mata.

Baca Juga: Seru! Ini Momen Presiden RI Jokowi Memainkan Lato-lato Bersama Ridwan Kamil saat Kunjungi Pasar di Subang

New York Times menerbitkan catatan pada Agustus 1971 yang menunjukkan adanya kejuaraan dunia clackers. Peristiwa bersejarah dari mainan ini berlangsung di Italia, tepatnya di desa Calcinatello, dekat Brescia.

Dimainkan sebagai kompetisi dunia, perlombaan ini pun diikuti oleh banyak peserta dari berbagai negara. Sebut saja Belanda, Belgia, Swiss, Inggris, hingga Kanada yang datang untuk membuktikan kemampuan mereka bermain clackers di mata dunia.

Permainan ini sempat menimbulkan kontroversi sekitar tahun 60 hingga 70-an. Pertama, karena suaranya dianggap mengganggu. Di samping itu, clackers juga menimbulkan kekhawatiran bagi orangtua karena beberapa anak dilaporkan terluka akibat bermain clakers.

Luka yang ditimbulkan tidak sekadar benjol karena kejedug bola, lho! Mainan clakers dianggap berbahaya karena dapat pecah menjadi serpihan tajam. Hal ini terjadi ketika anak semangat menggoyangkan tali sehingga bola-bola bertubrukan terlalu keras.

Risiko ini ada karena clakers zaman tersebut terbuat dari kaca temper. Bahan dasar yang demikian berpotensi pecah dan membentuk serpihan yang terlempar saat dimainkan.

Pada 1966, Food and Drug Administration bahkan mengeluarkan peringatan terkait bahaya clackers. Lembaga tersebut juga melakukan pengujian laboratorium guna mengetahui kecepatan gerakan dan potensi pecahan dari clackers.

Hasilnya, permainan ini pun dilarang karena dianggap mengandung bahan kimia maupun radioaktivitas serta mudah terbakar. Keputusan pelarangan yang diikuti penarikan produk dari pasaran ini didukung oleh banyak lembaga, termasuk Society for the Prevention of Blindness.

Baca Juga: Permainan Anak-Anak Latto-Latto, Katto-Katto, Tek-Tek, Lato-Lato Lagi Viral, Berikut Manfaat Anak Bagi Anak

Permainan Lato-lato Merambah dan Viral Di Indonesia

Bahan ini dianggap jauh lebih aman dibanding pendahulunya. Meski demikian, permainan ini tetap berisiko pecah, tetapi dengan risiko partikel pecahan tidak membentuk proyektil layaknya kaca, melansir Quartz.

Kini, clackers di Indonesia lebih populer dengan sebutan lato-lato. Nama tersebut berasal dari bahasa Bugis dan berubah menjadi 'katto-katto' di Makassar. Sementara di beberapa daerah di Pulau Jawa, permainan ini dulunya disebut 'tek-tek' sebagaimana bunyi. 

Kepopuleran clackers secara internasional merambah ke Indonesia. Sekitar tahun 1990-an, mainan ini mulai dimainkan oleh anak-anak Indonesia. Bentuk mainnya pun tidak berubah, hanya saja tidak lagi menggunakan kaca temper, tetapi diubah dengan plastik polimer.

Permainan Latto-Latto, katto-katto, tek-tek, lato-lato

Sekilas, tidak ada yang luar biasa dari permainan lato-lato ini, hanya saja butuh dua buah bola keras yang diikat dengan dua tali kemudian disatukan. Cara mainnya pun cukup digoyangkan dengan tangan, agar kedua bola saling membentur secara bersama-sama.

Walaupun gambaranya begiti mudah, belum tentu Anda bisa memainkan dengan baik sebagaimana yang telah dimainkan anak-anak permainan lato-lato ini.

Lanjut bahwa memainkan lato-lato perlu belajar kemampuan keseimbangan dan kesabaran. Terpeleset sedikit, bisa jadi kepala justru kejedug bola-bolanya. Kamu pun mungkin mengalami jari terjepit oleh kedua bola atau terlilit tali saat belum mahir memainkannya.

Itulah sedikit banyak tentang munculnya permainan Latto-Latto, katto-katto, tek-tek, lato-lato sampai viral di Indonesia dan ramai dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa pun tidak ragu memainkannya.***

Editor: Muhammad Abdul Rosid

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x