Profesor Doa KH Muhammad Ma'roef Kedunglo 'Ini orangnya yang akan menghabiskan Ilmuku' - Syaikhona Kholil

- 28 Januari 2023, 19:20 WIB
Profesor Doa KH Muhammad Ma'roef Kedunglo Ini orangnya yang akan menghabiskan Ilmuku - Syaikhona Kholil
Profesor Doa KH Muhammad Ma'roef Kedunglo Ini orangnya yang akan menghabiskan Ilmuku - Syaikhona Kholil /

Syaikhona Kholil merupakan ulama legendaris madura yang terkenal dengan kewaliannya. Konon, untuk menuju Pesantren Syaikhona Kholil, beliau ketika menyebrangi lautan yang membelah pulau Jawa dan madura dilaluinya dengan berenang. Kedatangan beliay ke Kedemangan ini diketahui oleh Syaikhona Kholil Bangkalan. Sehingga, beliau langsung menyebutnya sendiri. Syaikhona Kholil pernah dawuh tentang sosok Kiai Muhammad Ma'roef: "Ini orangnya yang akan menghabiskan Ilmuku".

Membangun Rumah Tangga

Selama hidupnya, Kiai Muhammad Ma'roef pernah menikah beberapa kali. Namun istri beliau yang memberi keturunan banyak adalah Nyai Hasanah, Putri Kiai Shaleh Banjar Mlati. Dari pernikahannya ini, beliau diberi sembilan keturunan, yaitu, Nyai Musthoinah, Kiai Moh. Yasin, Nyai Aminah, Nyai Siti Saroh, Siti Asiyah, Nyai Romlah, Kiai Abdul Madjid, Kiai Ahmad Malik, Qomaruzzaman (wafat ketika masih kecil).

Dengan istrinya yang bernama Nyai Maunah dari Klampok Arum Badal, Kiai Muhammad Ma'roef dikaruniai Putri yang bernama Fatimah. Dengan Istri yang bernama Nyai Msyrifah dari Sanggrahan, Kiai Muhammad Ma'roef dikaruniai dua putra, yakni : Moh. Zainuddin (wafat ketika masih kecil) dan Maimunah.

Mendirikan Pesantren

Usai menamatkan belajarnya dari Pesantren Kholil, Kiai Muhammad Ma'roef berkeinginan mendirikan pesantren. Dalam memilih tempat yang akan dibangun pesantren, beliau sangat berhati-hati. Supaya mendapatkan petunjuk, daerah mana yang cocok, beliau membaca Sholawat Nariyah sebanyak 4.444 kali. Akhirnya, beliau mendapatkan petunjuk Allah untuk membangun sebuah pesantren disebelah barat sungai Brantas di antara dua jembatan kembar.

Ada beberapa alasan mengapa Kiai Muhammad Ma'roef memilih membangun pesantrennya dekat dengan sungai Brantas, yaitu, Pondoknya nanti akan memiliki beberapa keistimewaan. Pertama, dekat pasar, kedua, dekat sungai, ketiga, apabila ke arah timur, dekat kota. Tanah yang hendak didirikan pesantren Kiai Muhammad Ma'roefini, akhirnya dibeli oleh mertuanya dan dberikan kepada beliau untuk dijadikan sebagai pesantren. Pesantren itu diberinya nama Kedunglo, nama Kedunglo berasal dari kondisi tanah yang waktu itu berupa kedung, semacam danau dan di sana terdapat pohon lo yang besar. Sehingga, dari nama Kedunglo ini, beliau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Ma'roef Kedunglo.

Mendengar Kiai Muhammad Ma'roef mendirikan pesantren, banyak santri yang berduyun-duyun untuk belajar kepadanya. Anehnya, meskipun animo masyarakat tinggi untuk belajar kepadanya, namun beliau itu karakternya tidak suka mempunyai banyak santri. Saat ditanya, mengapa beliau tidak suka mempunyai banyak murid, beliau menjawab: "Aku tidak memelihara banyak santri, disamping repot, kalau punya banyak santri, pondok ini jadi kotor. Karena itu saya mohono kepada Allah, agar santri saya tidak lebh dari 40 orang. Kalau lebih dari lima puluh, ada yang ndugal (nakal) dan akhirnya pondok ini jadi rusuh".

Memang benar, setelah diteliti, santri Kiai Muhammad Ma'roef tidak pernah lebih dari 40 orang, kalau lebih dari empat puluh orang, pasti ada yang berhenti dan pulang. Santri-santri beliau kebanyakan menjadi orang alim dan sakti, sebab beliau sendiri yang mendidik dan memantau langsung para santinya. Santri-santri beliau yang mejadi orang besar antara lain adalah Kiai Dalhar (Watu Congol Magelang), Kiai Musyafak (Kaliwungu Kendal), Kiai Dimyati (Tremas, Jawa Timur), Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Mubasyir Mundir, Kiai Marzuqi (Solo), dan KH. Maimoen Zubair 9Sarang Rembang).

Gemar Mengamalkan Sholawat

Bagi seorang Musim, membaca Shalawat merupakan sebuah keharusan sebab bacaan shalawat ini juga menjadi bacaan yang dibaca di dalam shalat, yakni, ketika melaksanakan Tasyahud.

Membaca Shalawat bagi KH. Muhammad Ma'roef tidak hanya di saat mengerjakan Shalat, namun, lebih daripada itu. Kiai Muhammad Ma'roef menyuruh keluarganya untuk mengamalkan bacaan shalawat "Shallallohu ala Muhammad". Ada yang diwajibkan membaca shalawat sebanyak 100 kali, 1.000 kali dan 10.000 kali, semua in tergantung dengan usia dan kemampuan yang bersangkutan.

Dari cintanya Kia Muhammad Ma'roef dengan amalan shalawat, maka tidak mengherankan jika kelak ada salah satu keturunannya yang menciptakan Sholawat Wahidiyah yang banyak diamalkan oleh umat Islam.

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah