Hubungan Pengamal Wahidiyah Terhadap Muallif Sholawat Wahidiyah adalah HUBUNGAN MURID DEMGAN GURU

- 20 Februari 2023, 21:17 WIB
Hubungan Pengamal Wahidiyah terhadap Muallif Sholawat Wahidiyah adalah HUBUNGAN MURID DEMGAN GURU
Hubungan Pengamal Wahidiyah terhadap Muallif Sholawat Wahidiyah adalah HUBUNGAN MURID DEMGAN GURU /Tangkap Layar YouTube Berita Wahidiyah/

Artinya : "Seorang murid yang sudah masuk dalam bimbingan seorang Syekh Suhbah tetapi dia masa memandang bahwa di alam wujud (dunia) ini ada guru wushul lagi yang lebih memenuhl syarat dan lebih sempurna dari pada gurunya, dan ia tetap merindukan bimbingan darinya dalam i'tikadnya, kemudian kejadian ini diketahui oleh syekhnya sekalipun ia sudah wafat, maka seketika itu pula putuslah hubungan tarbiyyah dari Syekh-gurunya, dan dia tidak bisa mengambil manfaat dari guru pertama maupun dari guru ke dua)."

Hal yang sangat prinsip dalam Wahidiyah

Dalam Jami'ul-Usul, hal 104 disebutkan:

Artinya : "Sesungguhnya mereka terhalang atau gagal dalam perjalanan wushul kepada Alloh, itu disebabkan mereka meninggal kan hal-hal yang pokok /prinsip)."

Termasuk hal yang sangat prinsip dalam Wahidiyah adalah terjalinnya hubungan batin antara Pengamal Wahidiyah dengan Muallif Sholawat Wahidiyah. Jadi barang siapa terganggu hubungan batinnya dengan Muallif Qs, maka tertutuplah jalan wushul kepada Alloh wa Rosuulihi SAW, tertutup pintu nadhzroh dan tarbiyahnya, meskipun ia masih mengamalkan Sholawat Wahidiyah, masih bermujahadah, masih ikut berjuang secara lahiriyah. Ini adalah masalah bathin !

Dalam Jami'ul Ushul, hal. 104, Syeh Qusyairi berkata:

Artinya : "(Buruk sekali bagi seorang murid ber-intisab (bergabung/loyal) kepada orang yang tidak membidangi ten tang jalannya wushul. Karena manusia itu ada yang ahli Qur-an ada yang ahli hadlts dan ada pula yang ahli 'aqli (intelek). Sedangkan para pembimbing wushul (termasuk Beliau Muallif Sholawat Wahidiyah) menguasai segala ilmu-ilmu tersebut. Dan sesuatu yang samar (ghoib) bagi umumnya manusia, bagi para Pembimbing wushul, tetap lelas Dan pengetahuan yang dituju/dlgah oleh umumnya manusia, para pembimbing wushul sudah mem-perolehnya dari Alloh SWT. Sebab para beliau pembimbing wushul sudah sampai pada tujuan, sementara manusia lainnya masih mencari jalan)."

Dalam kitab Bahjatus Saniyah, hal. 43 Syekh Abdul wahab Asy-sya'roni berkata :

Artinya : "(Barang siapa yang tekun melakukan amalanku dan mematuhi peraturan-ku dengan menjaga diri, berzuhud, berwara'i, dan sedikit tama (dengan ihklas), dia itulah anakku, sekalipun dia berada di negeri yang jauh Dan barang siapa yang tidak demikian (tidak melakukan amalanku dan tidak mematuhi peraturan-ku), mereka bukan anak-anakku, meskipun dia dari keturunanku sendiri)."

Dalam kitab Hadiiqutim-Nadiyyah, hal. 242 dikatakan:

Artinya : "Sudah dimaklumi (secara syar'i) sesungguhnya para Waliyulloh itu tetap hidup dalam alam kuburnya, dan sesungguhnya ia hanya pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain Maka menghormatinya setelah wafat haru seperti menghormatinya ketika masih hidup, dan beradab kepadanya setelah wafat harus seperti beradab kepadanya ketika masih hidup dan pada waktu mati Dan diantara Waliyulloh itu ada yang memberi manfaat kepada muridnya yang sungguh-sungguh (konsekwen) setelai wafatnya lebih banyak dari pada manfaa yang diberikannya ketika masih hidup"

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah