Nida Yaa Sayyiidi Ya Rosulallah Dalam Wahidiyah, Seperti apa Sejarah Dalam Perjuangan Kesadaran Kepada Allah

- 23 Januari 2023, 09:10 WIB
Ilustrasi Nida Yaa Sayyiidi Ya Rosulallah Dalam Wahidiyah, Seperti apa Sejarah Dalam Perjuangan Kesadaran Kepada Allah
Ilustrasi Nida Yaa Sayyiidi Ya Rosulallah Dalam Wahidiyah, Seperti apa Sejarah Dalam Perjuangan Kesadaran Kepada Allah /Niken Astuti Olivia/Freepik/GarryKillian

Dengan demikian memanggil “Ya Sayyidi Ya Rosulalloh” kepada Beliau Rosul Shollallohu ‘Alaihi Wasallam adalah suatu bentuk harapan dan memuliakan kepada kekasih Alloh yang termulia. Maka sudah sepantasnya bagi umat Islam memanggil kepada Beliau Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dengan panggilan penghormatan dan memuliakan. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari kita pun sering mengetahui sebutan atau panggilan kepada seseorang yang ada di atasnya dengan panggilan penuh hormat, seperti : bapak pimpinan !, yang terhormat, yang mulia, tuan dan lain sebagainya. Sebutan-sebutan tersebut bukan lain adalah untuk menghormat atau mengagungkan kepada orang lain yang dianggap lebih terhormat.

Sebutan atau panggilan kepada orang yang diatasnya saja seperti itu, maka sewajarnya kalau ummat Islam menggunakan sebutan untuk menghormat atau mengagungkan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam yang sudah kita ketahiui bahwa Beliau Shollallohu ‘Alaihi Wasallam adalah semulia-mulia manusia, sebaik-baik makhluk dan orang yang bisa dipercaya lebih dari manusia yang lain di sisi Alloh Subhaanahu wa ta'aala. Penghormatan seperti itu adalah wajar, karena memang Beliau pantas untuk menerima penghormtan atau pengagungan dari ummatnya hal ini adalah pelaksanaan perintah Alloh Subhaanahu wa ta'aala. Jangankan manusia, Alloh sendiri telah memuji kepada Rosululloh seperti dalam Firman-NYA :

وانك لعلى خلق عظيم (القلم :4)

Dan sesungguhnya bahwa Engkau (Muhammad) berbudi pekerti luhur. (QS. Al Qolam : 4 )

Ayat di atas menunjukan bahwa Alloh sebagai Kholiq saja telah mengagungkan dengan pujian seperti itu, apalagi kita sebagai ummat Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam mestinya juga mengagungkan kepada Beliau. Bagaimana seseorang harus bersikap kepada Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam, Alloh telah memberikan perintah melalui Firman-NYA dalam Al-Qur’an An-Nur : 63 :

ولا تجعلوا دعاء الرسول بينكم كدعاء بعضكم بعضا( النور : 63)

“Dan Janganlah kalian memanggil Rosul sebagai mana kalian memnggil satu sama lain diantara kalian”.

Ayat tersebut dijelaskan dalam kitab Tafsir Al-Shawi sebagai berikut :

أي نداءه بمعنى لاتنادوه صلى الله عليه وسلم فتقولون يا محمد ولابكنيته فتقولون يا أبا القاسم, بل نادوه وخاطبوه بالتعظيم والتكريم والتوقير فتقولون يارسول الله, يانبي الله, يا إمام المرسلين, يا رسول رب العلمين, يا خاتم النـبيين, وغيرذلك ( مثل ياشافع الخلق, يا رحمة للعالمين, يا خير خلق الله, يا خير والد وخيرولد, يا هادي الانام, يا نور الخلق, يا حبيب الله …..) واستفيد من الاية انه لايجوز نداء النبي صلى الله عليه وسلم بغيرميفيدالتعظيم لافي حياته ولابعد وفاته. فبهذا يعلم أن من استخف بجنابه صلى الله عليه وسلم فهو كافر وملعون في الدنيا والاخرة. (الصاوي ج 3, ص 124\النور : 63)

Panggilan kepada Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam, yakni janganlah memanggil Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dengan mengatakan “Ya Muhammad”, dan jangan pula dengan laqobnya Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dengan mengatakan “Ya Aba Qosim”, melainkan memanggillah dan beraudensilah dengan ta’dhim, takrim dan tauqir. Maka sebaiknya sebutlah :

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x