Nida Yaa Sayyiidi Ya Rosulallah Dalam Wahidiyah, Seperti apa Sejarah Dalam Perjuangan Kesadaran Kepada Allah

- 23 Januari 2023, 09:10 WIB
Ilustrasi Nida Yaa Sayyiidi Ya Rosulallah Dalam Wahidiyah, Seperti apa Sejarah Dalam Perjuangan Kesadaran Kepada Allah
Ilustrasi Nida Yaa Sayyiidi Ya Rosulallah Dalam Wahidiyah, Seperti apa Sejarah Dalam Perjuangan Kesadaran Kepada Allah /Niken Astuti Olivia/Freepik/GarryKillian

من ذكرني فقد ذكرالله ومن احبني فقد احب الله والمصلي علي ناطق بذكر الله". (سعادة الدرين)

“Bersabda Rasuulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam : “Barang siapa dzikir kepada-ku, maka sungguh ia dzikir kepada Allah. Dan barang siapa cinta kepada-ku, maka sungguh ia cinta kepada Allah. Dan orang yang membaca shalawat kepada-ku ia mengucapkan dengan dzikir Allah”. (Sa’aadah Al-daraini)

السيادة عبادة لان المصلي انما يقصد بصلاته تعظيمه صلى الله عليه وسلم فلا معنى حينئذ لترك التسييد إذ هو عين التعظيم (سعادةالدرين : 66)

“Siyyadah (bacaan Yaa Sayyidi) adalah ibadah, oleh karena orang yang membaca shalawat bermaksud dengan shalawat itu adalah ta’dzim kepada Rasuulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka meninggalkan tasyid (bacaan Yaa Sayyidi) pada ketika itu (ketika membaca shalawat) tidak ada artinya, oleh karena tasyid itu adalah ta’dzim adanya”. (Sa’aadah Al-daraini : 66)

Ada sebagian orang berpendapat bahwa mengagugkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ini disamakan dengan kaum Nasrani mengagugkan nabi Isa ibnu Maryam a.s., sehingga dihukumi sebagai perbuatan yang menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pendapat seperti menurut kami tidaklah tepat, karena kita mengagungkan beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini merupakan perbuatan yang memandang martabat beliau (secara menyeluruh) paling tinggi dibanding dengan semua mahluk yang lain, bukanya kita mensejajarkan martabat beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan martabat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan kaum Nasrani dalam mengagungkan Isa Almasih bukan mengagungkan sebatas utusan Allah namun mereka mempunyai kepercayaan dan keyakinan bahwa Isa Almasih adalah anak tuhan.

Baca Juga: Malaikat Jibril Turun Ke Bumi setelah Wafatnya Rosululloh SAW Sepuluh Kali yaitu Mengambil Mutiara Kehidupan

Pendapat yang menyamakan antara mengagungkan dengan menyembah, itu pun tidak dapat diterima, karena bila pengertian tersebut dianggap sama maka apalah jadinya dunia ini, para penghuninya tidak berakhlak, takut kalau mengagungkan orang yang berkedudukan diatasnya di hukumi menyembah selain Allah, menyekutukan Allah, kafir sesat.

  • Para malaikat bersujud kepada nabi Adam a.s. karena diperintah Allah, penghormatan seperti itu tidak dapat di anggap penyembahan.
  • Rasulullah selalu merendahkan bahunya bila bertemu sahabatnya, juga bukan penyembahan.
  • Pujaan Allah kepada Rasul-Nya (Al-Qolam :4), juga tidak di katagorikan penyembahan.
  • Para pejabat memanggil atasannya Yang Mulia, juga tidak dapat diartikan penyembahan.
  • Orang Jawa, setiap lebaran bersimpuh pada orang tuanya yang duduk di kursi, juga bukan termasuk penyembahan.
  • Sebutan Sultan Agung kepada salah satu pahlawan Nasional pengusir penjajah, juga bukan dimaksudkan sebagai penyembahan

Baca Juga: Da'i Sejuta Umat KH Zainuddin MZ Mendatangkan Keuntungan Dan Menghindari Kerugian Dalam Hidup

Kesimpulan Tentang bacaan Nida Yaa Sayyiidi Ya Rosulallah :

Dari beberapa uraian tersebut, ada beberapa kesimpulan yang bisa digaris bawahi yaitu sebagai berikut:

  • Penghormatan atau pengagungan terhadap seseorang yang mempunyai hak untuk dihormati atau diagungkan, itu sesuai dengan syari’at Islam, lebih-lebih panggilan “Ya Sayyidi Ya Rosulalloh”.
  • Pengagungan itu tidak sama dengan penyembahan.
  • Orang yang memanggil nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan sebutan “Ya Muhammad !” atau Ya Aba Qosim !” adalah perbuatan tidak beradab yang menyalahi Al Qur’an.
  • Panggilan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan sebutan “Ya Nabiyalloh”, “Ya Rosuulalloh”, “Ya Sayyida Waladi Adam”, “Ya Ashhabal Yamin”, Ya Sayyidi Ya Rosulalloh dll adalah mengikuti petunjuk Alloh.

Inilah sedikit penjelasan tentang Sejarah Lahirnya Nida Yaa Sayyiidi Ya Rosulallah Dalam Wahidiyah dan Bacaan Nida' Yaa Sayyiidi Ya Rosulallah itu sendiri pada umumnya, semoga bermanfaat.***

Halaman:

Editor: Muhammad Abdul Rosid


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x